Assen, CNN Indonesia -- Valentino Rossi memang sudah berusia 36 tahun, tapi kehandalannya dalam membuat penonton menahan nafas ketika melihatnya beraksi masih jauh dari kata habis.
Setidaknya hal itu yang terlihat dari seri balapan ke delapan musim ini yang dilaksanakan di sirkuit Assen di Belanda pada Sabtu (27/6). Dua kali pebalap asal Italia ini membuat para penonton terpukau secara kolektif.
Pertama adalah ketika ia mengambil alih posisi pertama pada putaran ke-24 dari tangan Marc Marquez, dan yang kedua adalah di tikungan terakhir ketika ia mengambil tindakan nekat yaitu mengambil 'jalan pintas' keluar dari sirkuit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rossi yang memulai balapan dari
pole position sebenarnya menjalani balapan mudah hingga putaran ke-19. Hingga putaran tersebut, Marc Marquez memang mengintai di belakangnya dengan hanya terpaut satu detik namun sang pebalap Repsol Honda memilih bersabar dan tidak bertindak terlalu agresif.
Marquez memang terlihat menunggu Rossi melakukan kesalahan ketimbang terus memaksakan untuk menyalip -- tindakan yang sempat membuatnya tak bisa menyelesaikan balapan musim ini.
Pebalap muda berusia 22 tahun itu mendapatkan kesempatannya di akhir lap ke-19. Rossi yang motornya sempat bergoyang membiarkan Marquez bisa menyamai kecepatannya. Lalu di tikungan pertama putaran ke-20, Marquez pun memimpin untuk pertama kali.
Hingga lima putaran selanjutnya, Rossi seolah mengikuti resep Marquez, menahan diri dan bersabar melihat kesempatan.
Lalu momen itu terjadi. Memasuki putaran ke-24, Rossi memanfaatkan celah untuk kembali menikung Marquez dan mengambil alih posisi pertama.
Para penonton di tribun pun sontak menyambut aksi Rossi dengan berdiri dan memberikan tepuk tangan. Hingga putaran terakhir, mereka tak berhenti untuk memberikan aplaus bagi kedua pebalap yang menyuguhkan salah satu balapan paling menegangkan di musim ini.
Lalu, pada putaran ke-25, Rossi memacu motornya lebih kencang dan mencatatkan putaran terbaiknya di GP Assen dengan waktu 1 menit 33 detik.
Rossi kemudian sekali lagi menyuguhkan aksinya ketika di
chicane terakhir mengambil keputusan untuk 'memotong jalan'. Padahal, sebagaimana pernah terjadi pada Marquez, hal tersebut berisiko tinggi karena bisa membuatnya terjatuh.
Tapi Rossi adalah Rossi. Para pebalap yang pernah bersaing dengannya seperti Casey Stoner atau Nicky Hayden bisa memberikan kesaksian bahwa Rossi adalah pebalap yang selalu mengambil risiko tinggi.
Hari ini keputusannya berbuah tepat, yaitu kemenangan ketiga pada musim balapan 2015.
Para penonton yang baru saja menyaksikan salah satu balapan terbaik tahun ini pun kemudian berhamburan ke arah pagar untuk memberikan salut kepada Rossi. Puluhan lainnya mengeluarkan bendera kuning bertuliskan nomor 46, nomor kebanggaan Rossi, dan mengibarkannya dari atas tribun.
Lalu, bagi yang menyaksikan lewat layar televisi, komentator balapan pun menutup siaran dengan dua ucapan, "Thank you MotoGP, thank you Rossi."
(vws)