Kudus, CNN Indonesia -- Dalam proses audisi, pelatih tidak punya waktu lama untuk menilai kemampuan para peserta. Pengalaman dan kebiasaan memantau pertandingan menjadikan semua bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Christian Hadinata, salah satu sosok yang sukses saat menjadi pemain, pun pelatih. Pada audisi PB Djarum ini, Christian turut membantu almamaternya dalam proses seleksi di akhir pekan ini.
"Untuk para legenda, kami melakukan penilaian di tiap-tiap kota audisi. Begitu masuk putaran final, maka penilaian itu dilakukan pelatih PB Djarum yang bertugas di Kudus ini nantinya," tutur Christian kepada
CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah audisi, Christian mengakui secara terbuka tidak semua bakat terbaik bisa terpantau. Ia pun menyambut baik format audisi sembilan kota sebelum masuk ke final. Sebelumnya, hanya ada audisi terbuka yang langsung diselenggarakan di Kudus.
"Dengan format ini, setidaknya akurasi pencarian bakat bisa lebih tajam dari sebelumnya, karena ada audisi di sembilan kota terlebih dulu. Maka yang datang ke Kudus ini merupakan perwakilan terbaik dari tiap kota audisi," ujarnya menambahkan.
Juara dunia 1980 untuk nomor ganda putra dan campuran ini juga membeberkan sejumlah poin penting yang dilihat pelatih dalam proses audisi ini. "Dalam durasi yang singkat ini, pelatih lebih menitikberatkan penilaian pada teknik bermain bulutangkis yang dimiliki peserta audisi. Selain itu para pelatih juga melihat daya juang dan motivasi bermain para anak di lapangan."
Fisik, lanjut Christian, juga dinilai karena nantinya ada tes tersendiri. Sementara ini, menurut Christian, untuk kategori anak-anak, soal fisik tidak mengambil porsi lebih besar dibandingkan teknik.
Christian menilai, pembenahan fisik lebih mudah dilakukan dibanding teknik. "Teknik dan kualitas pukulan memiliki porsi terbesar. Dari sana kami bisa melihat mana anak yang memiliki potensi besar yang bisa segera direkrut klub ini."
Ia juga meyakini untuk audisi ini, pelatih punya waktu yang cukup untuk melihat aspek teknik yang dimiliki pemain, baik itu pukulan maupun pergerakan di lapangan. "Secara umum para peserta final audisi sudah mengerti cara bermain bulutangkis, dan tidak hanya asal tepok saja. Mereka sudah bisa melakukan pukulan yang baik secara teori, namun belum konsisten," ucap mantan Kasubid Pelatnas PB PBSI ini.
Christian mencontohkan permainan seorang anak yang dalam satu kesempatan memiliki dropshot bagus, namun di waktu berbeda, ia terlalu datar dan tidak tajam.
"Para pelatih pasti mengerti dan bisa menilai permainan tiap anak. Mana yang kualitas pukulannya bagus. Mana yang penguasaan lapangannya sudah bagus. Mana yang daya juang serta motivasinya di lapangan cukup tinggi," tutur Christian mengakhiri pembicaraan.
(ptr/vri)