Sendirian, Lima Pasang Celana, Hingga Bakat dari Papua

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 06 Sep 2015 21:26 WIB
Tak sedikit dari peserta audisi PB Djarum datang dari kota yang jauh dari Kudus, dan mereka menyimpan kisah uniknya masing-masing seiring usaha jadi atlet.
Tak sedikit dari peserta audisi PB Djarum datang dari kota yang jauh dari Kudus, dan mereka menyimpan kisah uniknya masing-masing seiring usaha jadi atlet. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Kudus, CNN Indonesia -- Final Audisi PB Djarum usai sudah, dan menyisakan 46 atlet muda yang masuk tahap karantina. Beragam kisah menarik mengiringin keberhasilan 46 atlet ini melewati berbagai tahap audisi.

Ary Syah Fardhany menangis tersedu-sedu sembari memegang selembar kertas yang menyatakan dirinya lolos ke tahap karantina. ""Saya senang dan tak sabar untuk segera memberi tahu orang tua saya," ucap Fardhany masih sambil menangis.

Fardhany berasal dari Kotamobagu, Sulawesi Utara. Bila banyak anak-anak peserta audisi didampingi orang tuanya, Fardhany hanya sendirian di final audisi kali ini. "Saya berangkat bersama pelatih, tetapi pelatih saya sudah pulang kemarin."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesendiriannya di Kudus, Fardhany mendapatkan pertolongan dari seorang ibu, Nani Tamin yang juga berasal dari Manado. "Anak saya berkata bahwa ada teman dari Manado yang ingin menginap semalam karena dia tinggal sendirian. Jadilah dia menginap bersama saya," tutur Nani.

"Anak saya sudah tidak lolos, tetapi saya tetap menemaninya hari ini untuk menyemangatinya. Orang tuanya sudah menelepon saya dan mengucapkan terima kasih," kata Nani menambahkan.

Setelah masuk tahap karantina, maka peserta yang masih bertahan akan mulai menjalani hari-harinya selama seminggu di PB Djarum.

"Kami akan lihat semangat dan motivasinya, apakah mereka bisa mempertahankan konsistensi mereka, termasuk karakter mereka selama di asrama," ucap Fung Permadi, Kepala Pelatih PB Djarum menerangkan poin penilaian selama masa karantina di luar fisik dan teknik.

"Tak ada batasan berapa yang lolos jadi anggota PB Djarum nantinya dari jumlah 46 atlet yang masuk karantina saat ini."

Lima Pasang Celana dan Hadiah Ulang Tahun

Erik Masela akhirnya bisa tersenyum bahagia karena sang anak, Erfando Masela sukses melewati tahap audisi. Keberhasilan lolos ke tahap karantina ini menjadi kado ulang tahun yang indah bagi Erfando yang jatuh pada 7 September esok.

"Dia sudah berlatih bulutangkis selama dua tahun. Dari sana, banyak yang berkata anak saya memiliki pergerakan dan kualitas pukulan yang bagus," tutur Erik.

Karena itulah, Erik langsung bersemangat mendorong anaknya untuk makin serius terjun di dunia bulutangkis. Erfando rutin berlatih tiga kali dalam seminggu, namun jelang final audisi, porsi latihannya ditambah dua kali lagi.

"Anak saya sudah sangat siap untuk mengikuti audisi ini dan dia sangat bersemangat," ucap Erik.

Tidak mau kalah dengan sang anak, Erik pun menceritakan bagaimana ia juga begitu optimistis menghadapi babak final audisi PB Djarum 2015 ini. "Saya sangat yakin dan itu mungkin bisa dilihat dari jumlah celana yang saya bawa. Saya ke Kudus ini membawa celana lima pasang, sudah siap untuk menghadapi hari yang lebih lama di sini."

Erik pun menegaskan bahwa dia sudah siap untuk tinggal berjauhan dengan sang anak bila akhirnya Erfando menjadi anggota PB Djarum nantinya. "Saya dan dia sudah siap untuk itu," tutur Erik mantap.

Bakat dari Papua

Rifka Siswati tertawa-tawa setelah pengumuman audisi berakhir. Anak berusia 10 tahun itu tidak larut dalam rasa haru seperti beberapa peserta lainnya yang juga lolos audisi.

Ia pun dengan lugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. "Tekad dan keinginannya memang besar. Bila belum waktunya latihan, ia sudah lebih dulu ada di lapangan. Rifka juga sangat percaya diri," kata sang ayah, Rayyis Makhfud kepada CNN Indonesia.

Menurut Makhfud, Rifka sudah sering memenangkan pertandingan di Papua. Itu pula yang membuatnya ingin agar Rifka bergabung dengan PB Djarum," katanya menambahkan.

Rifka berdomisili di Papua dan memiliki mimpi besar untuk bisa menjadi pebulutangkis kelas dunia. Ia pun siap bila harus terpisah jarak dari orang tuanya. "Saya siap. Saya berani tinggal di sini," tutur Rifka berjanji.

(ptr/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER