Jaksa Agung AS: Akan Ada Tersangka Baru Skandal FIFA

Zurich, CNN Indonesia -- Otoritas Amerika Serikat optismistis semua individu yang menjadi tersangka dalam skandal korupsi di tubuh organisasi sepak bola dunia, FIFA, akan dapat diekstradisi seluruhnya ke negeri itu.

Hal itu diutarakan Jaksa Agung AS Loreta Lynch.

"Kami sangat berharap bahwa kami akan mampu untuk membawa mereka ke AS, semua pihak yang kami umumkan pada Mei (2014)," ujar Lynch dalam jumpa pers di Zurich, Swiss, awal pekan ini seperti dikutip dari Reuters.

Ada sembilan pejabat teras FIFA dan lima pebisnis olahraga yang dijerat dakwaan tersangka skandal korupsi di tubuh organisasi sepak bola itu oleh Amerika Serikat. Mereka dituding terlibat pencucian uang, penipuan, penyuapan, serta korupsi juta dolar selama 24 tahun.

Pilihan Redaksi 'Sepp Blatter Diperlakukan Tidak Adil' Janji Blatter Usai Undur Diri Sebagai Presiden FIFA Transparansi Internasional: Demokrasi Busuk Ala FIFA

Sejauh ini, kata Lynch, baru tiga yang sudah menghadapi pengadilan di AS. Dan, selain berharap dapat mengekstradisi yang lainnya ke Negara Paman Sam, Lynch pun mengatakan otoritas AS memperluas penyelidikan mereka untuk mendapatkan hal baru.

Swiss pun melakukan investigasi terpisah dan telah menyita properti serta flat di pegunungan Alpen, Swiss, yang diduga terkait korupsi dalam tubuh FIFA.

Jaksa Agung Swiss Michael Lauber--dalam jumpa pers bersama Lynch--mengatakan bahwa mereka telah mendiskusikan hasil investigasi Swiss kepada AS. Menurut Lauber pihaknya mungkin menemukan bukti baru yang akan menjerat tersangka baru atau adanya dakwan baru.

Lauber mengatakan, investigasi yang dilakukan otoritas Swiss sendiri baru berjalan setengahnya dan akan terus dilanjutkan untuk mendapatkan data. Sejah ini otoritas Swiss telah mengumpulkan data elektronik dengan kapasitas 11 TB (terra byte) untuk keperluan investigasi skandal FIFA.

Swiss pun telah menandai aktivitas mencurigakan di 121 rekening bank yang berbeda di Swiss.

Skandal korupsi FIFA menguat setelah ada sinyal korupsi terkait penunjukkan Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Tuan rumah Piala Dunia 2010, Afrika Selatan pun sempat dikaitkan namun belum masuk dalam dakwaan.

Presiden FIFA Sepp Blatter tidak termasuk dalam tudingan itu. Namun, berdasarkan sumber FBI, pria yang memilih menyerahkan mandatnya tahun depan itu juga dicurigai.

Blatter sendiri menyatakan dirinya tak bersalah. Sementara itu Lynch enggan berkomentar mengenai Blatter yang juga jadi target investigasi. Blatter sendiri selama ini selalu membatalkan perjalanan ke Amerika Serikat atau negara yang dekat dengan AS dalam hal perjanjian hukum.

Hal itu disinyalir karena Blatter takut ditangkap dan diinvestigasi FBI. (kid/kid)