Karier (Nyaris) Sempurna Serena Williams

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Sep 2015 08:48 WIB
Bayang-bayang kegagalan mendapatkan The Grand Slam tetap tak dapat menutupi bahwa Serena Williams adalah petenis terbaik sepanjang masa.
Serena Williams mendapatkan tiga gelar grand slam dalam satu tahun. (Robert Deutsch-USA TODAY Sports)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski telah memenangi 69 gelar dalam kariernya, termasuk 21 grand slam dan sebuah medali emas Olimpiade, bukan berarti Serena Williams dengan mudah menelan kekalahan.

Apalagi jika kekalahan itu terjadi di semifinal Amerika Serikat Terbuka, ketika ia dalam perjalanan menjadi petenis putri pertama sejak Steffi Graf (1988) yang mampu merebut empat grand slam dalam satu tahun (The Grand Slam).

"Saya tak ingin membicarakan betapa mengecewakannya hal ini untuk saya. Silakan ajukan pertanyaan, tapi saya tak ingin membicarakan hal itu," ujar Williams, setelah tumbang 6-4, 4-6, 4-6 di tangan Roberta Vinci, kepada pada media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun kekalahan itu tak mampu merusak status Serena sebagai petenis terbaik putri saat ini, bahkan sepanjang masa. Sebagai sebuah target, The Grand Slam memang terhitung sangat sulit dicapai. Sepanjang sejarah hanya ada dua petenis yang mampu melakukannya yaitu Graf dan Rod Laver di sektor tunggal putra. 

Pada tahun ini, Serena tetap mendapatkan tiga grand slam dan dua gelar bergengsi yaitu Miami Terbuka serta Cincinnati Terbuka. Sebuah capaian lebih tinggi ketimbang petenis-petenis lainnya. Sebagai perbandingan, sepanjang era terbuka hanya ada lima petenis putri yang mampu meraih tiga grand slam dalam satu tahun: Billie Jean King, Graf, Martina Navratilova, Monica Seles, dan Martina Hingis.

Kegagalan Serena di AS Terbuka juga tidak menutup kemungkinan dirinya mampu mendapatkan beberapa grand slam dalam tahun-tahun ke depan dan melampaui raihan 24 grand slam Margaret Court sebagai petenis putri pengoleksi grand slam terbanyak sepanjang masa.

Apalagi status Serena saat ini masih menjadi nomor satu di dunia, dengan raihan poin 11.501, jauh lebih tinggi dari Simona Halep di peringkat dua yang mengoleksi 6.780 angka.

Di atas kertas nyaris tak ada petenis putri yang bisa mengadangnya. Halep, Maria Sharapova, Caroline Wozniacki dan Petra Kvitova memang bisa memberikan perlawanan, namun masih belum bisa menyamai kekuatan Serena jika ia mampu beristirahat dan mampu bangkit dari kekalahan dari Vinci tersebut.

Jalan Berbeda

Lalu siapa Serena Williams sebenarnya? Berkenalan dengan raket sejak usia tiga tahun, Williams cukup beruntung tumbuh bersama keluarga dengan latar belakang tenis kuat.

Bersama dengan saudarinya, Venus, duo Williams mulai mengundang decak kagum dari berbagai pihak, termasuk pelatih mereka di sebuah akademi tenis di Florida, milik Rick Macci.

Namun, jika para petenis umumnya memilih jalan dengan berlaga di akademi tenis secara rutin, Williams bersaudara menempuh jalan lain.

Alih-alih berlatih dalam sebuah akademi dan mendapatkan jam tanding reguler, Williams bersaudara meninggalkan akademi Rick Macci dan berlatih sendiri bersama ayah mereka di rumah, Richard Williams

"Semua orang melakukan hal-hal yang berbeda. Saya pikir Venus dan saya hanya mencoba melakukan jalan yang berbeda, dan jalan itu berjalan baik bagi kami," ujar Serena saat itu.

Hasilnya? Williams memang tak selalu meraih kemenangan di awal karier. Kemenangan atas Mary Pierce dan Monica Sales di Ameritech Cup 1996 sempat menjadikan Serena petenis peringkat rendah yang mampu mengalahkan dua petenis 10 besar dunia dalam satu turnamen. Tapi akhirnya kejutan Williams terhenti di tangan Lindsey Davenport.

Namun, peningkatan karier Williams mulai terlihat ketika ia mampu mencapai peringkat 99 dunia pada 1997 dan menjadi peringkat 20 dunia satu tahun kemudian – pada usia 17 tahun.

Dari sana, Williams tak terbendung lagi.

Selama 16 tahun berkarier di dunia tenis, Williams sukses mentahbiskan dirinya sebagai penguasa tunggal putri dengan 21 gelar Grand Slam, dari 25 final ajang bergengsi yang ia capai.

Diterpa Rasialisme

Di balik dominasi Williams di dunia tenis, ia harus berhadapan dengan berbagai diskriminasi yang terjadi di dalam dan di luar lapangan tenis.

Bahkan pada awal kariernya banyak yang tak bisa membedakan Venus dan Serena, dan lebih sering menganggap mereka sebagai petenis kulit hitam yang berani menantang dunia olahraga yang biasanya didominasi oleh petenis kulit putih.

Bahkan, tahun lalu bos tenis Rusia, Shamil Tarpischev, sempat memanggil Williams bersaudara dengan sebutan pasangan saudara laki-laki.

Namun, Williams tetap berdiri kokoh menghadapi diskriminasi yang terus menerpanya.

"Sebagai petenis berkulit hitam, saya terlihat berbeda, bersuara beda, berpakaian beda, atau servis dengan cara berbeda," ujar Williams terkait dengan warna kulit dan diskriminasi yang menghampirinya. "Tapi ketika saya masuk ke lapangan. Saya dapat menghadapi siapa saja."

Perkataan yang dibuktikan dengan dominasi Williams di dunia tenis, yang katanya hanya didominasi kaum kulit putih.

Arti Kekalahan dari Vinci

Dengan segala pencapaian dan dominasi yang telah ditanamkan Williams di tenis putri itulah, kekalahannya dari Vinci di semifinal AS terbuka terasa sangat mengejutkan.

Memang, kekalahan dan kekecewaan dapat terjadi kapan pun, namun nyaris tak ada yang menyangka ia akan kalah di ajang AS Terbuka kali ini dari petenis dengan peringkat 43 di dunia.

Tidak ketika partai final AS Terbuka sudah ludes terjual --kali pertama tiket final putri habis terjual lebih cepat dari final putra-- karena dunia tenis bukan ingin melihat apakah Williams akan menjuarai AS Terbuka, melainkan 'bagaimana' ia akan menjuarai ajang Grand Slam itu.

Maka, ketika Roberta Vinci keluar sebagai pemenang, para pecinta tenis pun terkejut. Bahkan sang penakluk Serena pun tak pernah memikirkan hal tersebut.

"Saya tidak mengira saya akan menang," ujar Vinci setelah kemenangan mengejutkannya.

Kejutan terjadi, kekalahan dapat menghampiri semua orang, dan kekecewaan siap menanti di berbagai kesempatan. Kekalahan Williams menunjukkan ia tetap manusia biasa, dengan berbagai gelar yang membuat kariernya di dunia tenis (nyaris) sempurna.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER