Jakarta, CNN Indonesia -- Fernando Alonso tak bisa menyembunyikan kekesalannya di tengah balap Grand Prix F1 di sirkuit Suzuka, Jepang, Minggu (27/9).
Mobil MP4-30 bermesin Honda yang dikendarai pebalap asal Spanyol itu keteteran di grand prix Jepang 2015. Sesaat setelah disalip mobil balap Toro Rosso yang menggunakan mesin Mercedes, mantan pebalap Ferrari itu menyerapah mesin mobil yang ia pakai.
Dalam saluran radio itu ia menyerapah mesin Honda yang berada dalam mobilnya sebagai mesin mobil GP2, bukan formula satu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu tamparan bagi pabrikan asal Jepang itu di rumahnya sendiri, di hadapan rakyat Jepang serta CEO Honda Takahiro Hachigo yang menyaksikan balap di sirkuit Suzuka.
Setelah balap berakhir, Alonso menolak berkomentar bahwa serapahnya itu ditujukan kepada eksekutif Honda di Suzuka.
"Mereka tahu situasinya," tukas Alonso seperti dikutip
ESPN.
Ia lantas mengklarifikasi situasi tersebut lewat akun Twitter miliknya. Ada tiga seri cuitan yang dikirim Alonso tentang situasi tersebut.
Pertama ia menyebut hasil di Jepang adalah yang ketiga terbaik bagi timnya sepanjang musim ini. Kedua, ia menyatakan seharusnya komunikasi radio adalah hal privat antara pebalap dan timnya.
Terakhir, Alonso menegaskan ia akan mengakhiri karier F1-nya bersama tim McLaren.
Namun, apa yang terjadi pada GP Jepang itu seolah menunjukkan masalah yang dihadapi McLaren. Kegagalan mesin Honda ditunjukkan langsung di depan wajah petinggi pabrikan tersebut.
Dan, jelas sekali masalah McLaren tidak bisa menyelesaikannya di lima seri tersisa musim ini. Tak mampu berkompetisi mesin yang baru kembali ke dunia balap formula satu itulah yang kemudian diakui Alonso
"Saya merasa malu ketika saya balapan, terkadang," kata Alonso seperti dikutip ESPN (29/9).
"Jelas sekali frustasi ketika anda liat bagaimana mereka menyalip anda di lintasan lurus dan ketika anda tiba di tikungan anda melihat mereka telat mengeram serta membuat kesalahan," ungkap Alonso.
"Anda bisa memulihkan posisi. Dan lintasan lurus lagi, mereka melaju atau menyalip anda, itu sungguh membuat frustasi."
Maka, itu jadi klaim bahwa bisa dibenarkanlah kekesalan Alonso terhadap performa timnya.
"Defisit tenaga yang kami miliki ini seperti dalam kategori lain," tukas Alonso.
Di satu sisi bos McLaren, Ron Dennis yakin timnya dapat bersaing kembali di papan atas. Seperti dilansir
Auto Sport, pada awal tahun ini Dennis menyebut timnya ibarat Manchester United--klub sepak bola yang merupakan raksasa Inggris.
"Saya merasa seperti Manchester United, yang sedang tampil buruk dalam permainan sepak bola dan di liga," katanya.
Setelah pekan ketujuh musim ini, ManUtd kembali berada di puncak klasemen Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak musim 2013/14.
(kid/kid)