Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Joko Widodo menggunakan momen menjamu peserta Piala Presiden di Istana Negara untuk menampung keluhan-keluhan dari insan sepak bola nasional.
"Saya mengajak pada saudara semuanya untuk memikirkan bersama, bareng-bareng, bagaimana bola kita mendapat citra yang paling baik di mata masyarakat," ujar Jokowi di depan perwakilan tim-tim peserta Piala Presiden, Senin (19/10) petang WIB.
"Saya harap yang ada di sini jangan ada rasa pesimisme, tidak! Masa depan sepak bola kita harus lebih baik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menyampaikan sambutan, Jokowi pun bertanya kepada beberapa insan sepak bola nasional yang hadir di sana. Bincang interaktif antara Jokowi dan insan sepak bola pun diawali Rachmat Affandi dari Mitra Kukar.
"Saya ingin tetap ada kompetisi, supaya lebih baik lagi. Semoga secepatnya ada pertandingan lagi pak," tukas penyerang tim semifinalis Presiden tersebut.
Baca: Turnamen Baru akan Digelar di IndonesiaSementara itu Pelatih Arema Cronus Joko Susilo mengeluhkan tentang organisasi sepak bola Indonesia. Ia menginginkan organisasi sepak bola di Indonesia kelak mampu memberikan perhatian dengan baik serta mampu mengayomi.
Selain itu Joko Susilo juga menyoroti tentang kompetisi sepak bola di berbagai tingkat umur.
"Untuk kompetisinya kami ingin dari semua kelompok umur berjalan" kata pria yang mengganti posisi mendiang Suharno--pelatih Arema yang wafat pada Agustus lalu.
Sementara itu, Manajer Umum Persib Bandung, Umuh Muchtar, yang dipanggil Jokowi setelah Joko Susilo menolak untuk berkomentar. "Saya enggak mau salah ngomong karena nanti ada yang meneror saya," kata Umuh.
Setelahnya, Zulham Zamrun juga menyoroti masalah sama dengan Joko Susilo yaitu tentang kompetisi di berbagai tingkatan umur.
Penyerang pinjaman Persib yang menjadi pemain terbaik sekaligus top skorer Piala Presiden itu mengatakan kompetisi yang berjalan berguna untuk menjamin regenerasi pemain nasional.
"Untuk kompetisi liga seperti apalah namanya supaya segera cepat digelar agar kita bisa bermain, bekerja," kata Zulham Zamrun yang juga mengeluhkan tentang pembekuan organisasi sepak bola tanah air.
(kid/kid)