Jakarta, CNN Indonesia -- Kongres Komite Olahraga Indonesia (KOI) resmi dibuka pada Sabtu (31/10) pukul 10.30 WIB, usai Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memukul gong sebanyak lima kali. Kongres yang memiliki agenda utama memilih kepengurusan baru KOI periode 2015-2019 itu bertajuk Persatuan dan Kesatuan Olahraga untuk Kesuksesan Asian Games 2018 dan bertempat di Hotel Sheraton.
Hadir dalam Kongres Ketua Umum KOI Rita Subowo dan jajarannya, Ketua Komis X Teuku Riefky Harsya, Kasatlak Prima Ahmad Sutjipto, Dewan Kehormatan KOI, Ketua Umum PB-PP, dan para tamu undangan lainnya. Kongres dibuka dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, Bagimu Negeri, dan Mengheningkan Cipta.
"Ini adalah kongres yang penting, bersejarah, dan pasti akan menyatukan tekad bagi olahraga Indonesia. Saya meyakini kongres ini tidak hanya memilih pengurus, tapi ada suatu niat untuk mengembalikan harkat martabat Indonesia," kata Imam dalam kata sambutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak hanya menyambuat Asian Games atau Olimpiade, tapi kejayaan olahraga indonesia."
Imam mengaku bahwa ini adalah kali pertama ia berbicara dalam kongres KOI, dan kali pertama dirinya menyaksikan pemilihan kepengurusan yang dijalankan secara demokrasi.
Imam juga mengingatkan mengenai betapa pentingnya penyelenggaraan Asian Games 2018 sebagai salah satu tonggak sejarah Indonesia. Momentum tersebut, katanya, tidak boleh disia-siakan.
"Asian Games tidak boleh gagal, harus sukses penyelenggaraan, prestasi, dan ekonomi. Kita ini sedang dikritisi oleh para atlet, pelatih, dan pecinta olahraga. Berikanlah mereka kenangan yang termanis dan terindah."
"Karenanya saya tidak ingin Kongres ini tercederai dan tercoreng perilaku pribadi dan prilaku tidak elok lainnya. Kongres ini harus jujur, tidak ada
money politic, dan bersih. Inilah harapan dari pemerintah," ujar Imam.
Setelah kongres KOI, dunia olahraga Indonesia akan bersiap-siap menyambut Kongres KONI, Olimpiade di Brasil, dan Asian Games di Indonesia. Imam berharap agar Satlak Prima dapat bekerja sama erat dengan PB dan pemerintah.
"Kalau bukan satu emas, minimal dua emas lah kita bisa bawa pulang di Olimpiade. Karena dengan kita mampu mengembalikan emas di Olimpiade, kita akan semakin tegak menyambut Asian Games," ucap Imam.
(vws)