Jakarta, CNN Indonesia -- Valentino Rossi adalah seorang pebalap. Bukan hanya pebalap, dia adalah penghibur sejati di dunia balap sepeda motor.
Hal itu diutarakan pebalap Ducati yang juga berasal dari Italia, Andrea Dovizioso, pada awal musim balap MotoGP tahun ini.
"Dia sangat hebat, bahkan bukan sekedar pebalap. Walaupun dia merupakan pebalap tertua di MotoGP 2015, performanya masih sangat sempurna dan sangat sulit ditaklukkan," demikian tukas Dovizioso yang memiliki usia tujuh tahun lebih muda dari Rossi pada Februari tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dovizioso pun mengaku menggemari Rossi. Dan, menurutnya, wajar jika pebalap dengan julukan The Doctor itu populer dan memiliki
fanbase besar di seluruh dunia. Pasalnya Rossi memiliki segudang prestasi dan karakter eksentrik.
Tingkah laku, gayanya berdandan, kedekatannya dengan penggemar, serta tentu saja prestasi membuat Rossi dicintai para penggemar MotoGP.
Sejauh ini Rossi telah mengoleksi sembilan gelar juara dunia balap motor dari tiga kelas. Di kelas tertinggi yakni MotoGP (sebelum disebut kelas 500cc) Rossi telah mengoleksi enam gelar juara dunia.
Musim ini, Rossi masih memiliki peluang untuk meraih gelar juara dunia MotoGP yang ke delapan bagi dirinya. Untuk itu Rossi harus sukses dulu di seri terakhir yang akan berlangsung di Valencia pada akhir pekan ini.
Tentu dengan berbagai catatan karena sanksi yang ia terima usai insiden dengan pebalap Repsol Honda Marc Marquez di MotoGP Malaysia pada 25 Oktober 2015.
Anak Seorang PebalapRossi dilahirkan di kota Urbino, Italia, pada 16 Februari 1979. Ayahnya, Graziano Rossi, adalah seorang pebalap ternama pula pada 1970-1980an. Graziano aktif membalap di atas motor kurun waktu 1977-1982.
Lahir dengan darah balap mengalir di tubuhnya, tentu saja Rossi sudah mengenal adu cepat kendaraan bermesin itu sejak usia dini.
Namun, berbeda dengan rekan satu timnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang belajar balap langsung di atas motor, Rossi justru mengawalinya dari go-kart. Kart itu menjadi jalan awal Rossi karena sang ibunda, Stefania, ingin keselamatan putranya terjamin dibanding menunggangi roda dua.
 Valentino Rossi berlaga bak Robin Hood saat merayakan keberhasilan juara di GP125cc yang berlangsung di Inggris, 7 Agustus1997. Pada musim tersebut, Rossi berhasil menjadi juara dunia 125cc. (Getty Images/Mike Cooper /Allsport |
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Rossi cilik pun dapat menjadi kampiun di ajang tersebut.
Akhirnya, seperti dilansir dari situs Movistar Yamaha, setelah 1991, Rossi mulai mengikuti kejuaraan balap sepeda motor karena balap mobil memiliki biaya yang terlalu mahal. Minimoto adalah kejuaraan balap sepeda motor yang pertama ia ikuti dan menjadi juara regional pada 1992.
Setahun kemudian, Rossi menjadi bagian dari tim balap 125 cc, Cagiva Mito. Kurun waktu 1994-1995 Rossi berkompetisi di tingkat regional. Meskipun telah dilirik Aprilia sejak 1994, Rossi baru mengikuti kejuaraan dunia secara penuh pada 1996 bersama motor RS125R.
Ia menggunakan nomor 46 dan setia dengan nomor itu hingga saat ini.
Penerapan Pepatah Kuno ItaliaDi ajang grand prix, Rossi ibarat menerapkan pepatah kuno Italia dari zaman Romawi yaitu
Veni, vidi, vici (Saya datang, saya melihat, saya menang). Sama halnya seperti Julius Caesar--penguasa Romawi itu, Rossi pun dengan mudah menaklukkan tiga kelas grand prix.
Ia masuk kejuaraan dunia 125cc pada tahun 1996 dan setahun kemudian ia berhasil menjadi juara dunia bersama Aprilia. Di musim selanjutnya, 1998, Rossi naik kelas ke 250cc bersama tim yang sama dan lagi-lagi ia menjadi juara dunia pada musim berikutnya.
Tim balap Honda kepincut dengan aksi anak ajaib asal Italia tersebut. Pada musim 2000 dia naik kelas ke 500cc dan dipandu mentor mantan juara dunia Mick Doohan bersama kepala mekaniknya Jeremy Buergess. Sama dengan dua kelas di bawahnya, Rossi kembali menjadi juara dunia pada musim selanjutnya berada di 500cc.
Lihat juga: Infografis Valentino Rossi, Sosok Unik di Dunia Balap MotorSelama 13 tahun berkarier di MotoGP, Rossi hanya gagal bersinar bersama tim pabrikan motor Italia, Ducati.
Setelah sukses bersama Honda, Rossi memilih hijrah ke pesaing tradisional tim sayap burung tersebut yakni Yamaha. Sama halnya di Honda, di Yamaha Rossi mampu menjadi juara dunia dan finis tak jauh dari tiga besar.
Namun, ketika hengkang ke Ducati akibat tersaingi Jorge Lorenzo yang menjadi
wonderkid baru Yamaha, Rossi malah terlempar dari lima besar selama dua musim (2011-2012).
Sejak 2013 silam Rossi memilih bergabung dengan Yamaha kembali dan juga menjadi raja di sirkuit.
Rossi bisa kembali menjadi juara dunia pada akhir 2015 ini. Ia mendapatkan tantangan besar karena menerima penalti tiga poin dan memulai balapan dari grid paling belakang Valencia. Itu semua terjadi akibat insiden dirinya dengan Marquez di Malaysia.
Selain itu, di akhir musim ini pula Rossi disinyalir akan berpisah dengan Lorenzo. Akibat insiden Marquez dan perburuan ketat titel juara dunia musim ini, Lorenzo disinyalir pecah kongsi dengan Yamaha.
Baca: Skenario Lengkap Duel Rossi-Lorenzi di MotoGP Valencia (kid)