Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto, mengabarkan bahwa sirkuit yang ia kelola akan mulai dibongkar dan direnovasi pada Desember sebagai bentuk persiapan Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP 2017 mendatang.
Tinton mengatakan, dirinya bergerak cepat lantaran ingin Indonesia segera memastikan status tuan rumah MotoGP 2017. Menurutnya, bagian yang akan mulai dibongkar pada Desember nanti melingkupi prasarana sirkuit seperti
service shop, kafe, pompa bensin,
paddock, apartemen, dan hotel.
"Kita akan renovasi sirkuit hingga menjadi Grade A, sehingga bisa digunakan untuk MotoGP atau Formula Satu," kata Titon kepada
CNN Indonesia saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu siang (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah dari pebalap Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto ini juga menegaskan bahwa sebagai sirkuit, Sentul memiliki kelebihan terutama dalam faktor lokasi. "Coba, di mana lagi ada sirkuit dijepit dua Istana dan di pinggir tol?" tutur Tinton.
Sebelum mulai direnovasi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada Senin (16/11) kemarin sempat mengunjungi sirkuit tersebut, untuk memastikan kualitas lintasan yang sempat menjadi tuan rumah MotoGP 1996 dan 1997 silam.
"Dia injak aspal, rumput, beton, dia jalan di sirkuit, dia nikmati kelebihan dan kekurangannya, dia datangi hotel, bertanya apa rencana yang akan datang, serta bagaimana
space buat parkir, keluar-masuk jalan, dan sebagainya," tutur Tinton tentang yang dilakukan Imam ketika datang ke Sentul.
Tinton berharap pihak swasta dan pemerintah bisa saling mendukung untuk menyelenggarakan MotoGP di Indonesia pada 2017 nanti. Ia juga mengatakan bahwa Imam mengingatkan bahwa jangan sampai penyelenggaraan MotoGP seperti "buang garam di laut".
"Jangan sampai kita nanti ikut balapan, tapi selesai di urutan paling belakang," katanya.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang ingin menjadi tuan rumah MotoGP 2017. Thailand, Kazakhtan, Finlandia, dan Brasil, disebut-sebut sebagai saingan dari Indonesia untuk menjadi tuan rumah ajang balap tersebut.
Tinton menegaskan bahwa Indonesia tak boleh kalah dari negara lain dalam menangkap kesempatan.
"Sekarang ajang dunia yang menonjol itu bola, MotoGP, dan F1. Tetapi Kalau F1 kan Indonesia bukan negara produsen, kita negara produsen kendaraan dua roda dengan market terbesar.
The biggest user. Bangunlah olahraganya bagi NKRI," ujar Tinton dengan tegas.
Menurut Tinton, selain merenovasi, langkah selanjutnya dalam persiapan menjadi tuan rumah adalah menunggu persetujuan Letter of Intent (LOI) dari federasi balap motor internasional (FIM).
"Setelah itu, nanti mengerucut ke kontrak, dan nanti akan dijabarkan tugas dan tanggung jawab antar-Kementerian," katanya.
(vws)