Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir mengingatkan bahwa venue untuk ajang Asian Games 2018 harus selesai satu tahun sebelumnya karena Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Youth Asian Games 2017.
DKI Jakarta dan Palembang akan menjadi tuan rumah bersama pesta olahraga terbesar di Asia tersebut pada 2018. Selain merenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta juga harus menyiapkan venue seperti velodrome dan aquatic.
Erick yang pada Kamis (26/11) menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk berkoordinasi soal Asian Games, menyadari bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menekan penyelesaian venue. Dia juga mengatakan bahwa pembuat venue pasti sudah memiliki target mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa semua memiliki target dan KOI menargetkan selesai sesuai jadwal yang ditentukan," ujar Erick.
Akan tetapi, presiden klub Internazionale Milan ini mengingatkan bahwa bukan hanya ajang Asian Games yang seharusnya menjadi target pembangunan.
"Yang perlu diingat adalah akan ada Youth Asian Games pada 2017 yang merupakan test event sebelum Asian Games benar-benar digelar," kata Erick saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/11).
Menurut Erick, dengan adanya pagelaran di 2017 tersebut, maka mau tidak mau pengerjaan venue harus sudah dirampungkan. Meski tidak semua, Erick berharap sebagian venue bisa selesai di 2017.
Sebanyak 42 cabang olahraga rencananya akan dipertandingkan pada Asian Games 2018 berlangsung. Untuk 2017 nanti, Erick berharap setidaknya sembilan venue sudah bisa dicoba digunakan untuk menggelar olahraga.
Gubernur DKI telah menunjuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk menjadi penanggungjawab pengerjaan venue-venues yang ada di Jakarta. Direktur Utama PT Jakpro Abdul Hadi mengatakan yang dibutuhkan sekarang adalah payung hukum serta proses hibah tanah untuk pembangunan.
Abdul menuturkan bahwa pihaknya menyiapkan tiga paket sebagai percepatan pembangunan venue untuk memenuhi target Asian Games. Meski demikian, ia tidak bisa menyebutkan secara rinci anggaran pembangunan karena proses tender masih berjalan.
"Kami berharap semua aturan yang dibuat oleh KOI sesuai dengan desain agar di tengah jalan tak ada adendum (perubahan perjanjian). Ini komitmen yang semua perlukan," kata Abdul.
(vws)