Jakarta, CNN Indonesia -- Jeratan skandal korupsi yang menghantam FIFA secara beruntun membuat otoritas sepak bola dunia itu terus merugi.
Dilansir Guardian, FIFA diperkirakan telah kehilangan 67 juta poundsterling selama tahun 2015, akibat penurunan sponsor yang mulai menjauh sejak otoritas sepak bola dunia itu dilanda skandal korupsi.
Kerugian itu sendiri menjadi yang pertama sejak 2001 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, FIFA belum mampu mencari pengganti sponsor utama seperti Emirates dan Sony, begitu pula sponsor-sponsor 'kelas kedua' seperti Castrol, Continental, Johnson & JOhnson, yang ramai-ramai hengkang lantaran reputasi buruk FIFA akhir-akhir ini.
Neraca keuangan FIFA sendiri sebenarnya memiliki kecenderungan menurun setelah mereka menghelat Piala Dunia.
Namun, biasanya FIFA masih tetap mencatatkan sedikit keuntungan, seperti ketika 2011 lalu berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 24 juta poundsterling, usai menghelat Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Selain mengalami kerugian akibat hengkangnya sponsor, skandal korupsi kali ini juga membuat otoritas sepak bola dunia itu harus merogoh kocek mereka untuk membayar biaya proses hukum yang menjerat petinggi-petinggi FIFA.
Namun, jeratan skandal dan kerugian yang diderita FIFA itu tak lantas membuat para komite eksekutifnya (ExCO) patah arang. Seperti optimisme yang dilontarkan oleh anggota ExCo terlama, Michel D'Hooge.
"Jangan pikir FIFA telah mati. Saya dapat meyakinkan jika FIFA dan kongres dapat menerima reformasi, maka FIFA memiliki masa depan yang bagus. Kita harus sadar bahwa saat ini kita berada dalam situasi krisis. Kita harus dapat menerimanya dengan lapang dada."
"Saat ini merupakan kondisi yang sulit secara finansial. Tapi saya yakin FIFA akan mampu mengatasi ini semua," ujar D'Hooge.
(ptr/ptr)