Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran Guangzhou Evergrande di semifinal Piala Dunia Antarklub untuk menantang Barcelona menjadi suatu penegasan bahwa keberadaan China di peta persepakbolaan dunia tidak terhindarkan lagi.
Dua pekan lalu, dua perusahaan investasi milik pemerintah China mengambil alih 13 persen saham Manchester City. Ini adalah pertama kalinya sebuah perusahaan Asia non-Timur Tengah bisa menembus satu dari lima besar klub paling bernilai di dunia.
Jejak perusahaan-perusahaan dari negeri Tirai Bambu lainnya juga mulai terlihat di sepak bola Eropa. Di antaranya adalah konglomerat terkaya di China Wang Jianlin yang memiliki 20 persen saham di Atletico Madrid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesuksesan Guangzhou Evergrande menembus semifinal Piala Dunia Antarklub menjadi pelengkap langkah China menjadi kekuatan baru di sepak bola. Bermain di partai semifinal turnamen itu menjadi prestasi tertinggi klub-klub China.
Bangkit dari Lubang KorupsiNama Guangzhou Evergrande baru-baru saja terdengar di kancah sepak bola Asia. Kemunculannya menjadi penanda generasi baru sepak bola China yang bangkit dari keterpurukan.
Pada negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia itu, sepak bola sempat morat-marit. Dikutip dari
The Independent, penduduk China terlambat untuk jatuh cinta dengan olahraga paling populer di dunia itu. Mereka baru mengikuti kualifikasi Piala Dunia pada 1958 dan kemudian sempat menarik diri dari FIFA, mengikuti kebijakan luar negeri mereka menutup diri dari dunia luar.
Akhir dari Revolusi Budaya dan kematian presiden Mao Tse Tung mengubah itu semua dan China pun bergabung kembali dengan FIFA.
Bukan berarti sepak bola langsung berkembang pesat. China yang memang menggunakan olahraga sebagai salah satu alat untuk menunjukkan kekuatan di pentas internasional, lebih berfokus pada olahraga seperti tenis meja, senam, dan atletik.
Ini juga diperparah dengan virus korupsi yang terjadi hingga ke akar rumput di sepak bola China. Lu Jun, salah satu wasit terbaik China yang sempat memimpin laga Piala Dunia, juga terkena kasus pengaturan pertandingan dan bahkan dipenjara.
Saking akutnya korupsi di sepak bola, masyarakat China bahkan melarang anak mereka untuk menjadi pesepak bola.
Sepak bola China mulai bangkit ketika kepolisian melakukan aksi pembersihan besar-besaran dan menangkap para pelaku suap dan pengatur pertandingan.
Kemunculan Evergrande sendiri bermula pada 2010, ketika klub paling besar di kota Guangzhou terdegradasi ke divisi bawah. Sebuah perusahaan properti yaitu Evergrande kemudian membeli klub itu, menyuntikkan dana, dan membuat Evergrande sebagai salah satu klub paling kaya di Asia.
Seperti Manchester City di Eropa, Evergrande kemudian mendatangkan banyak pemain bintang dan membuat kesebelasan itu mendapatkan promosi serta memenangi gelar Liga Super China.
Proyek itu terus berlanjut dengan merekrut mantan pelatih tim nasional Italia, Marcelo Lippi, sebagai pelatih. Di bawah tangan dingin pelatih pemenang Piala Dunia itu Guangzhou Evergrande menjadi juara Liga Champions Asia untuk pertama kalinya pada 2013 silam.
Kala itu juga pertama kalinya klub China menjadi juara di level benua.
Bersama dengan kesuksesan itu, muncul ketertarikan publik. Dari semula hanya disaksikan 11 ribu orang per pertandingan, Evergrande bisa menarik 45 ribu penonton dalam satu pertandingan di Liga Super China.
Kehadiran bintang-bintang tim nasional China seperti Zheng Long dan Zhang Lin Peng dan disokong bintang-bintang internasional seperti Robinho dan Paulinho membuat masyarakat China berbondong-bondong ke stadion.
Berhadapan dengan Barcelona pada laga semifinal Piala Dunia Antarklub akan mengantarkan mereka ke level yang lebih tinggi lagi.
Meski bagi para pemain Eropa, kompetisi ini masih dipandang sebelah mata, kesempatan bertanding melawan sang jawara Eropa akan menjadi tantangan baru yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.
Patut diakui bahwa Evergrande hanya memiliki kesempatan tipis untuk mengalahkan Barca yang kini berada di puncak performa.
Namun saat ini, mendapatkan sorotan karena berada di panggung tertinggi sepak bola akan disambut menjadi kesuksesan baru bagi mereka.
(vws)