Yanto Basna Pernah Curi Uang demi Sepatu Sepak Bola

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 05:05 WIB
Hingga kini kisah pencurian uang demi membeli sepatu bola belum diungkapkan Yanto Basna kepada kedua orangtuanya.
Yanto Basna berhasil membawa Mitra Kukar mengalahkan Semen Padang di final PJS 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemain terbaik Piala Jenderal Soedirman (PJS), Rudolf Yanto Basna, punya kisah memilukan di masa kecil. Bek andal Mitra Kukar itu sempat mencuri uang dari orangtua untuk membeli sepatu baru.

"Supaya tidak ketahuan, sepatunya saya bungkus plastik dan ditaruh di atas pohon."Rudolf Yanto Basna
Saat duduk di bangku sekolah dasar, Yanto terpaksa mencuri untuk membeli sepatu bola baru menggantikan alas kaki yang sudah usang. Tiap bulan ia mencuri Rp100 ribu sampai harga sepatu baru (Rp400 ribu) tercukupi.

Untuk mengelabui orangtuanya, sepatu baru hasil uang curian tidak diletakan di dalam rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Supaya tidak ketahuan, sepatunya saya bungkus plastik dan ditaruh di atas pohon," ungkap Yanto kepada CNNIndonesia.com, Senin (25/1).

Hingga saat ini, kasus pencurian uang itu masih dirahasiakan. Ia malu untuk mengungkapkan kisah itu kepada kedua orangtuanya. Namun, itu hanya menjadi sepenggal kisah lucu yang membuktikan semangatnya mengejar mimpi.

Kedua orangtua Yanto merupakan sosok yang mengutamakan pendidikan ketimbang sepak bola. "Dulu orang tua saya sampai bilang, kalau badan kecil jangan main bola. Nanti bisa terbang ditiup angin," kenang Yanto sambil tertawa.

Pemain binaan SAD Uruguay itu pun sempat diomeli ketika pulang larut malam lantaran menyaksikan Persipura berlatih ataupun berlaga di stadion.

"Saya sering pulang terlambat karena nonton Persipura. Sampai rumah jadinya dihukum. Pernah dihukum pegang kuping sambil kaki diangkat satu dan lihat matahari, dikurung, tidak dikasih makan, atau tidak dibukakan pintu dan disuruh tidur di luar."

Kendati demikian, Yanto sadar didikan keras orangtuanya semata-mata untuk menempanya sebagai orang yang berhasil. Kedua orangtuanya pun tak lagi melarang aktivitas sepak bola Yanto setelah menginjak remaja. Terlebih setelah dilirik masuk tim SAD yang diberangkatkan ke Uruguay.

"Tidak ada yang lain selain keluarga. Tapi, saya adalah tipe perantau yang lebih sering memotivasi diri sendiri jika jauh dari keluarga," ucap pria yang hobi memancing ini.

Mantan pemain Sriwijaya FC U-21 itu pun tak pernah membayangkan meraih penghargaan pemain terbaik di turnamen sekelas PJS.

"Saya tidak pernah berpikir untuk jadi pemain terbaik, yang penting bermain maksimal. Dari awal bermain saya berusaha tampil konsisten." (jun/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER