Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Wasit dan Perangkat Pertandingan Profesional Indonesia (AWAPPI) telah terbentuk pada Januari 2016 silam. Ketua AWAPPI, Aris Munandar mengatakan, asosiasi tersebut sudah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada 15 Januari 2016 lalu.
Selang empat hari kemudian, para pengurus AWAPPI bertandang ke Gedung Kemenpora RI untuk mendapat restu dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Delegasi asosiasi itu diwakili oleh Aris dan Ketua Umum AWAPPI, Daryanto.
Selain dua mantan wasit tersebut, satu lagi mantan wasit yang menjabat pengurus, yakni Jajat Sudrajat sebagai sekretaris AWAPPI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Aris, asosiasi ini didirikan sebagai iktikad baik untuk menampung aspirasi korps perangkat pertandingan ini. "Kami bahkan sudah merangkul seluruh wasit Indonesia untuk bergabung bersama AWAPPI. Misinya jelas: kejujuran dan profesionalitas," ujar Aris kepada CNNIndonesia.com.
"Semua sudah kami hubungi, ada yang setuju bergabung, tapi ada yang menolak. Kami mengembalikan pilihan kepada teman-teman wasit."
Maklum, ia tak memungkiri sejumlah pelaku di dunia perwasitan masih ada yang meragukan niat dari pendirian AWAPPI. Bahkan, pendirian itu ditengarai sebagai efek domino dari konflik antara PSSI dan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora RI.
Aris pun mencoba menampik pikiran miring soal berdirinya AWAPPI. "Kami mendirikan AWAPPI murni karena ingin menjaga aspirasi wasit Indonesia. Salah satunya dengan mengembalikan gengsi wasit-wasit nasional sehingga bisa memimpin lagi di laga internasional, suatu saat nanti," jelas mantan wasit yang pernah memimpin di ajang Piala Asia 2000 dan 2004.
"Sudahlah, kami juga tak ingin ada dualisme asosiasi wasit. Pendirian AWAPPI harus disikapi dengan positif sebagai wadah bagi semua wasit. Kami masih menunggu teman-teman wasit untuk bergabung," jawab Aris saat disinggung kemungkinan dualisme asosiasi wasit nantinya.
Pria yang memiliki usaha alat-alat olahraga itu pun pasrah jika ada pihak lain yang mendaftarkan asosiasi wasit lainnya ke Kemenkumham. "Kami bisa apa. Tapi kami sama sekali tak ada niat negatif dengan pendirian AWAPPI," ia menerangkan.
Keberadaan AWAPPI ini juga belakangan menjadi salah satu rekomendasi wajib bagi panitia turnamen. Seperti diketahui, panitia Piala Gubernur Sudirman terancam ditarik rekomendasinya dari BOPI karena sempat tak mau menggunakan wasit-wasit dari AWAPPI.
Belakangan, panitia turnamen itu akhirnya mengalah untuk menggunakan perangkat pertandingan dari AWAPPI. "Kami langsung berkoordinasi di bawah Komite Wasit Tim Transisi," Aris menerangkan.
AWAPPI mengklaim ada sekitar 200-an anggota mereka yang sudah bergabung. "Hampir semua berasal dari Asosiasi Provinsi masing-masing daerah. Hanya, 10 persen yang bukan dari Asprov. Ada pula wasit-wasit dari Indonesia Super League (ISL) yang sudah bergabung," kata Aris.
Dalam waktu dekat ini, wasit-wasit yang tergabung dalam AWAPPI akan menjalani pertama sejak asosiasi itu berdiri, yakni Piala Bung Karno, akhir Februari mendatang.
(bac)