Jakarta, CNN Indonesia -- Jerome Champagne bukan nama baru dalam bursa pemilihan calon presiden FIFA pada 26 Februari ini. Pada pemilihan umum tahun lalu, ia juga berniat untuk mencalonkan diri namun kemudian gagal karena tidak memenuhi syarat membawa minimal lima suara dukungan.
Di Kongres Luar Biasa kali ini, Champagne akan bersaing dengan Sheikh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa, Gianni Infantino, Pangeran Ali bin AL-Hussein dan Tokyo Sexwale merebutkan kursi nomor satu FIFA.
Champagne sudah banyak dikenal dalam di dunia olahraga sepak bola. Laki-laki asal Perancis berusia 57 tahun tersebut pernah menjabat beberapa peran di FIFA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 11 tahun di FIFA, Champagne menangani berbagai masalah politik-olahraga, mayoritas terkait masalah FIFA dengan entitas luar. Ia mengurusi hubungan FIFA dengan pemerintah suatu negara dan Uni Eropa, peningkatan hubungan FIFA dengan FIFPro, pengembangan CIES Football Observatory, dan hubungan FIFA dengan Komite Olimpiade Internasional, serta federasi internasional lainnya.
Champagne juga berkontribusi besar atas terpilihnya kembali Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA pada 2002, terpilihnya Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, dan tokoh di belakang layar dari terpilihnya Michel Platini sebagai Presiden UEFA pada 2007.
Sukses mengorbitkan beberapa nama tak ayal membuat Champagne tergoda untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.
Dan pada September 2014, Champagne mendeklarasikan keinginannya untuk bersaing dalam bursa pemilihan presiden FIFA 2015. Namun karena tidak cukup mendapat dukungan, ia menarik diri dari pencalonannya pada Februari 2015.
Dengan keyakinan baru, kini Champagne yang pantang patah arang kembali mencalonkan diri. Ia berjanji membenahi masalah demokrasi, keseimbangan dalam dunia sepak bola, dan prinsip tata kelola FIFA di abad ke-21.
Salah satu janji yang ia berikan adalah memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Amerika Serikat, seandainya hak Qatar dicabut.
Mantan DiplomatSebelum bergelut di FIFA, Champagne adalah seorang mantan diplomat Perancis pada 1983 sampai 1998.
Pada 1983, Champagne memulai karir diplomatiknya sebagai Sekretaris Luar Negeri. Sampai 1997, lulusan Ecole Nationale des Langues et Civilisations Orientales tersebut sukses menjadi atase kerjasama teknis dan kultural bersama Kedutaan Perancis di Oman (1983-1984), sekretaris ketiga di Kedutaan Perancis di Kuba (1985-1987), penasehat teknis untuk Departemen Ekonomi di Quai d'Orsay (1987-1991), Konsulat Jenderal Perancis di Los Angeles (1991-1995), dan Sekretaris Pertama yang bertanggungjawab atas kebijakan domestik di Kedutaan Peracis di Brasil (1995-1997).
Pada 1997, Champagne menjadi penasihat diplomatik dan Kepala Protokol dari Komite Pencalonan Perancis (CFO) untuk Piala Dunia 1998.
Keberadaan Champagne dalam ajang tersebut disadari Sepp Blatter yang pada saat itu hendak mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA.
Blatter kemudian menunjuk Champagne sebagai penasehat internasional dan Michel Platini sebagai penasehat sepak bola untuk membantunya dalam pemilihan FIFA.
Blatter menang dan sejak saat itu Champagne semakin dalam bergelut di dunia sepak bola.
(vws)