Jakarta, CNN Indonesia -- Skandal doping yang melibatkan petenis perempuan asal Rusia, Maria Sharapova, pun berimbas pada kegiatannya bersama PBB.
Akibat skandal doping tersebut salah satu badan PBB yakni UNDP tak lagi melanjutkan kiprah Sharapova sebagai Duta Niat Baik atau
Goodwill Ambassador.
"UNDP tetap berterimakasih kepada Maria Sharapova untuk dukungannya terhadap pekerjaan kami, khususnya terhadap pemulihan bencana nuklir Chernobyl,' demikian pernyataan juru bicara UNDP seperti yang dikutip dari
CNN, Rabu (16/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walau begitu, mengingat pengumuman Nona Sharapova baru-baru ini, kami menangguhkan perannya sebagai Goodwill Ambassador di saat penyelidikannya masih terus berlangsung."
Petenis berusia 28 tahun tersebut telah bekerja bersama UNDP selama hampir satu dekade. Di sana ia bekerja membantu memberantas kemiskinan dan mengatasi isu-isu kemanusiaan. Salah satu fokusnya adalah menolong korban dari bencana Chernobyl 1986.
Sharapova diketahui telah memberikan donasi hingga US$100 ribu untuk mereka yang selamat dari bencana nuklir terburuk di dunia tersebut.
Keluarga Sharapova pernah tinggal di kota Gomel, Belarusia -- kota yang terletak 128 kilometer dari Chernobyl. Dan, kekhawatiran akan terpaan radiasi akibat insiden tersebut, keluarganya terpaksa pindah ke Siberia.
Sebelumnya, Sharapova juga telah diputus kontrak oleh perusahaan-perusahaan yang mensponsorinya seperti Nike, TAG Heuer, dan Porsche.
Sharapova pernah didaulat sebagai atlet wanita terkaya di dunia selama 11 tahun beruntun oleh Forbes, mengalahkan atlet-atlet tenar lainnya seperti Serena Williams, Ronda Rousey, hingga ratu ski asal Amerika Serikat Lindsey Vonn. Dalam perhitungan yang dilansir majalah ekonomi,
Forbes, kekayaan Sharapova pada 2015 silam ditaksir hingga mencapai US$29,5 juta.
(kid)