Satlak Prima Tak Punya Anggaran Lagi untuk Peralatan

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2016 11:57 WIB
Dampak pemangkasan anggaran Kemenpora juga terasa pada cabang-cabang olahraga. Mereka tak bisa lagi membeli peralatan di tahun 2016.
Kasatlak Prima Achmad Sutjipto mengatakan bahwa pihaknya tak lagi memiliki anggaran untuk membeli peralatan. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemangkasan anggaran Kementerian Pemuda sebesar Rp609 miliar membuat Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menunda seluruh pengadaan peralatan olahraga. Hal ini diungkapkan Ketua Satlak Achmad Sutjipto.

Anggaran Satlak Prima terkena imbas pemotongan sebesar Rp167,5 miliar yang dinilai akan berpengaruh kepada pencapaian Indonesia di Asian Games 2018 (AG2018). Kontingen Indonesia sendiri ditargetkan menembus 10 besar di AG2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.

"Target itu bisa dicapai apabila faktor-faktor yang berkontribusi langsung terhadap itu terpenuhi. Salah satu faktor yang paling penting adalah anggaran," kata pria yang akrab dipanggil Tjipto ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tjipto menerangkan, pada Januari lalu Satlak Prima diberikan anggaran Rp574 miliar yang kemudian dialihkan senilai Rp74 miliar kepada kedeputian Kemenpora yang lain.

Dari sisa anggaran Rp500 miliar itu, Satlak Prima menggunakan sekitar Rp60 miliar untuk keperluan paralimpiade.

Satlak Prima kemudian membuat revisi program hingga Desember 2016 sebagai langkah penyesuaian anggaran. Beberapa kegiatan kompetisi olahraga dan training camp ke luar negeri terpaksa ditunda untuk sementara waktu.

Anggaran ini lah yang terkena pemangkasan lagi Rp167,5 miliar sehingga sisa dana mereka adalah kurang lebih Rp273 miliar.

Dari sisa anggaran tersebut, Satlak Prima mengalokasikan untuk pembayaran hal-hak mutlak atlet senilai Rp180 miliar dan keperluan lainnya sebesar Rp80 miliar.

Artinya, dana yang dimiliki Satlak Prima tinggal Rp13 miliar.

"Tersisa sekitar Rp13 miliar, itu mau dipakai apa? Padahal kebutuhan cabor itu kan masih ada untuk try out, pengobatan. Artinya apa? Kencangkan ikat pinggang Anda. Tidak ada lagi anggaran, di antaranya untuk peralatan," ucap Tjipto.

Tjipto menerangkan bahwa kebijakan tak menyediakan peralatan ini tegas berlaku bagi cabang olahraga yang pada 2015 lalu telah membeli peralatan. Ia juga meminta Pejabat Pembuat Komitmen mendukung kebijakannya menyetop pengadaan peralatan.

Tjipto percaya dinamika anggaran akan berangsur normal kembali dan kebutuhan Satlak Prima pada akhirnya nanti akan terpenuhi. Akan tetapi, katanya, saat ini Satlak Prima harus melakukan revisi program.

Tjipto mengaku sudah mengatakan kepada PB-PB agar dapat menyesuaikan dengan 'turbulensi' yang terjadi di Indonesia.

"Nah dalam rangka turbulensi ini, yang harus kami bilang ke PB adalah peralatan tidak ada. Kenapa? Karena mereka sudah didukung peralatan tahun 2015. Jadi kalau mau mengadakan peralatan baru, peralatan yang lama harus dilihat dan diinspeksi lagi: layak pakai atau tidak."

"Saya tidak mau korbankan program-program yang lebih penting: kepelatihan, itu yang utama. Dari PB sudah setuju semua," ujar Tjipto.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER