Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Achmad Sutjipto membantah anggapan Komisi X dan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mengatakan target 31 medali emas di Asian Games 2018 (AG2018) tidak realistis.
Usai Rapat Dengar Pendapat Umum pada Selasa (14/6) kemarin, baik Komisi X DPR RI maupun Kemenpora mengimbau kepada Satlak Prima agar merevisi kembali target perolehan medali dengan
margin error 25 persen tersebut.
Tjipto mengatakan jumlah medali tersebut masih dapat berubah-ubah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang baru tahun 2016, sementara target medali untuk 2018. Long way to go. Target yang saya buat sangat realistis, karena itu bukan target tapi proyeksi berdasarkan kalkulasi kita saat ini," kata Tjipto.
"Kalau besok ada atlet yang -- mohon maaf -- cedera, sakit, keluar dari tim, medali itu dihitung lagi. Bisa turun dan naik, tidak ada yang tetap. Target medali itu pemerintah yang menetapkan, sementara Satlak Prima menerjemahkan target menjadi kalkulasi objektif."
Lebih lanjut, Tjipto pun mengatakan bahwa jumlah medali sangat bergantung kepada dana yang diterima Satlak Prima dalam memberikan kontribusi langsung.
"Dinamika tentu ada, jadi namanya ini semua adalah proyeksi. Tentu anggaran sangat mempengaruhi. Anggaran itu salah satu yang sangat menentukan keberhasilan AG2018," ucap Tjipto.
Sebelumnya, pemangkasan anggaran Kementerian Pemuda sebesar Rp609 miliar membuat Satlak Prima harus berhemat dan merevisi beberapa program kerja. Anggaran Satlak Prima terkena imbas pemotongan sebesar Rp167,5 miliar yang dinilai akan berpengaruh kepada pencapaian Indonesia di Asian Games 2018 (AG2018).
Kontingen Indonesia sendiri ditargetkan menembus 10 besar di AG2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.
"Strateginya mendatang adalah saya tidak mau mengorbankan pelatihan, tapi try out saya korbankan. Setelah PON, tidak ada
try out. Try out akan sangat selektif," ujar Tjipto.
Sebagai gambaran, Indonesia mendapatkan empat medali emas di Asian Games 2014 di Incheon yang disumbangkan cabang olahrarga bulutangkis (ganda putra dan ganda campuran), lompat jauh, dan wushu. Saat itu kontingen Merah-Putih berada di posisi 17.
Sementara itu, Satlak Prima menargetkan cabang-cabang olahraga berikut untuk mendapatkan medali emas di AG 2018: bulutangkis (4 emas), angkat besi (2), atletik (1), wushu (2), panahan (2), balap sepeda (5), pencak silat (2), panjat tebing (2), perahu tradisional (2), karate (1), bridge (2), paragliding (4), dan jet ski (2).
Di Incheon 2014, Qatar yang menduduki peringkat 10 di klasemen akhir mendapatkan 10 emas.
(vws)