Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengapresiasi sikap tegas PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ajang Indonesian Soccer Championship (ISC) terhadap Persija Jakarta dan Jakmania.
Komisi Disiplin ISC mengeluarkan tiga putusan untuk Persija. Pertama, menetapkan Persija kalah dengan skor 3-0 dari Sriwijaya meski pertandingan dihentikan pada menit ke-81 karena bentrok antara Jakmania dan kepolisian di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (24/6).
Kedua, Persija wajib membayar denda sebesar Rp150 juta sebagai tanggung jawab atas kericuhan yang terjadi dan penggunaan cerawat dan bom asap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, The Jakmania dilarang menonton langsung di stadion selama enam bulan ke depan. Namun, tetap boleh dihadiri penonton yang tak boleh mengenakan atribut dan menyanyikan yel-yel.
"Poinnya sudah terpenuhi. Keputusan Komdis dalam konteks ini tidak boleh lebih ringan dari yang direkomendasikan Kemenpora kemarin," kata Gatot kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (29/6) petang.
"Apa yang diputuskan PT GTS ini berarti lebih berat dari yang direkomendasikan Kemenpora. Kami juga menghargai angka denda yang sudag diputuskan Komdis."
Sementara itu Direktur Utama PT GTS, Joko Driyono, berharap hukuman tersebut dapat menjadi pembelajaran yang berarti bagi Jakmania dan Persija.
Joko juga menginginkan agar mendatang tidak boleh ada lagi penonton yang lolos membawa cerawat, kembang api, petasan, dan bom asap ke dalam stadion.
"Secara sederhana, ini masalah panpel (panitia pelaksana pertandingan). Karena setiap orang yang masuk, ada screening. Kita belum puas dengan itu."
"Tetapi, untuk jadi tertib, panpel bukan satu-satunya elemen dan motor dalam ketertiban ini. Karena pendukung klub sejatinya harus meminimalisir sanksi untuk klubnya. Jika pemahaman ini muncul, maka memudahkan kerja panpel," ucap Joko.
(jun)