IOC Gantung Keikutsertaan Rusia di Olimpiade Terkait Doping

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2016 11:40 WIB
IOC menggantung keikutsertaan Rusia di Olimpiade 2016 terkait skandal doping secara terstruktur dan masif terhadap atlet-atlet Negara Beruang Merah tersebut.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan pihaknya akan mencari opsi legal untuk Rusia terkait skandal doping. (REUTERS/Pierre Albouy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepastian partisipasi Rusia di Olimpiade musim panas 2016 bulan depan masih menggantung. Pada awal pekan ini Badan Antidoping Dunia (WADA) memberikan rekomendasi kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) agar melarang partisipasi Rusia terkait skandal doping.

Rekomendasi itu berdasarkan laporan investigasi independen WADA yang dipimpin pengacara olahraga Kanada Richard McLaren. Dalam laporan itu disebutkan ada skandal doping yang dilakukan terstruktur dan masif oleh pemerintah saat Rusia menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 silam di Sochi.

Menyikapi rekomendasi tersebut, Dewan Eksekutif IOC melakukan pertemuan darurat di Swiss, Selasa (19/7). Seperti dilansir Reuters, tak ada keputusan tegas yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut, namun dewan mengumumkan serangkaian tindakan yang selanjutnya akan dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima orang dari komisi disiplin telah dipersiapkan untuk mempersiapkan proses hukum yang mungkin dilakukan melawan para pejabat Rusia yang disebutkan dalam laporan McLaren.

"[Tim ini] ini akan mengeksplorasi setiap opsi legal terhadap larangan kolektif untuk semua atlet Rusia di Olimpiade 2016 versus hak untuk mendapatkan keadilan individu," demikian pernyataan IOC seperti dikutip dari Reuters.

Jika akhirnya IOC mengeluarkan vonis larangan seutuhnya bagi Rusia, itu akan menjadi hal yang memalukan bagi Rusia sejak masa Uni Soviet.

Pada masa lalu, Soviet pernah memboikot olimpiade yang digelar di Amerika Serikat dan sebaliknya. Hal itu terkait persaingan antara dua negara adidaya itu di tengah era perang dingin.

IOC juga mengatakan tidak akan mengatur atau memberikan perlindungan untuk setiap acara olahraga di Rusia, termasuk yang direncanakan 2019 Permainan Eropa, dan bahwa tidak ada anggota dari Rusia Olahraga Kementerian terlibat dalam laporan akan diakreditasi untuk Rio.

Berkenaan dengan partisipasi atlet Rusia di Brasil, IOC mengatakan akan "hati-hati mengevaluasi" laporan oleh pengacara Kanada Richard McLaren, yang ditugaskan oleh Badan Anti-Doping Dunia.

Selanjutnya, IOC akan membawanya untuk mendapatkan pertimbangan dari Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) pada Kamis (21/7) mendatang. Itu tentu dengan membawa Kode Antidoping Dunia serta Piagam Olimpiade guna membawa Rusia ke CAS.

Komunikasi Menteri Olahraga Rusia

Dalam laporan McLaren disebutkan bahwa semua hasil tes-tes doping terhadap atlet-atlet Rusia dalam Olimpiade Sochi itu disembunyikan lewat skema ala intelijen.

Dalam hal itu, Menteri Olahraga Rusia--yang telah diskors usai keluarnya laporan McLaren--Yuri Nagornykh memutuskan atlet-atlet mana saja yang kala itu harus dilindungi.

IOC telah memerintahkan untuk kembali melakukan pengujian terhadap para atlet yang saat itu ikut Olimpiade musim dingin di Sochi. Tak hanya itu, IOC pun memerintahkan Semua federasi Olahraga Olimpiade Musim Dingin menunda persiapan untuk ajang-ajang kejuaraan di Rusia.

Namun, Nagornykh bukanlah puncak dari skandal doping. Dalam laporan McLaren disebutkan sejauh ini Menteri Olahraga Vitaly Mutko lah yang memutuskan.

Mutko--yang diklaim melakukan jalinan komunikasi dengan inisial VL--disebutkan sebanyak 21 kali dalam laporan tersebut.

Kepada kantor berita R-Sports, Mutko mengatakan dia telah menskor penasihat antidoping nya Natalia Zhelanova, Deputi Kepala Pusat Persiapan Olahraga Rusia Irina Rodionova, serta dua pejabat lain.

(kid)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER