Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kandidat bakal calon ketua umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), EF Hamidy, ingin mengubah organisasi olahraga itu dapat lebih merakyat.
Untuk itu, lanjut Hamidy, memiliki visi dan misi salah satunya adalah bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan olahraga dari mulai Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), pemerintah, dan lainnya.
"Kalau sinergi sudah dapat, ini jadi langkah yang fundamental untuk berikutnya karena kita ada Asian Games 2018. Kalau sudah jalan semua mudah, KOI saya akan ubah jadi lebih membumi. Lembaga KOI sekarang ini seperti rumah asing," ujar Hamidy dalam perbincangan telepon dengan CNN Indonesia, Kamis malam (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamidy mengaku dirinya melihat lembaga yang menjadi wakil Indonesia di Komite Olimpiade Internasional (IOC) itu selama ini dipenuhi konflik. Salah satunya dalah ketidakharmonisan KOI dengan KONI.
"Saya ingin KOI lebih mengayomi, kalau sekarang seperti dikelola dengan konflik. Harmonisasi itu kuncinya," kata Hamidy.
Tentang relasi antara KOI dan KONI, Hamidy tidak ingin terburu-buru untuk menggabungkannya seperti yang sering didesas-desuskan dalam lingkungan olahraga Indonesia.
"Kita akan lihat apa aturannya memungkinkan, kita sinergi saja dulu. Kalau sejalan, saya yakin perbedaan akan kita bisa minimalisasi. Payung hukumnya adalah Kepmen (Keputusan Menteri)," ucap Hamidy yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KONI Pusat.
"Ketika pimpinannya over lapping, pasti yang bawah-bawahnya ikut terbawa. Tupoksi masing-masing harus jelas jika ingin digabungkan."
Ketika diminta untuk mengevaluasi KOI saat ini, Hamidy berpendapat bahwa KOI harus dikelola dengan manajemen yang lebih terbuka.
"Tidak hanya elitis, sentralistik, dan eksklusif, sehingga ada kebersamaan yang terbangun," katanya.
Dukungan 39 Induk CaborLangkah berani Hamidy untuk menjadi Ketum KOI didukung 39 cabang olahraga (cabor).
Hamidy mengaku dirinya tidak mengambil dan mengembalikan formulir pencalonan Ketum KOI sendiri. Adapun yang melakukan keduanya, klaim Hamidy, adalah induk-induk cabor yang mendukungnya.
"Saya dicalonkan, saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi ketua KOI karena saya sadar betul belum berbuat banyak pada olahraga Indonesia dan tidak merupakan orang yang ambisius. Saya bilang, kalau sudah diminta mayoritas anggota KOI adalah suatu kehormatan bagi saya," tukas pria yang lalu menilainya sebagai langkah pengabdian selanjutnya.
Adapun yang menjadi bekal Hamidy untuk menjadi Ketum KOI di antaranya adalah pengalaman sebagai sekretaris Chief de Commission di Asian Games 2010 dan SEA Games 2012, manajer wushu, anggar, dan Sekretaris Umum Satlak Prima.
(kid/kid)