Duet Angkat Besi Ogah Terbebani di Olimpiade

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Jumat, 05 Agu 2016 11:49 WIB
Triyatno dan Sri Wahyuni Agustiani mengaku sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk bisa menyabet medali di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro.
Atlet angkat besi Indonesia, Sri Wahyuni Agustiani dan Triyatno akan berusaha melakukan angkatan terbaik di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro. (ANTARA FOTO/Saptono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi mereka yang berprofesi sebagai atlet, dapat tampil di ajang Olimpiade adalah suatu mimpi yang jadi kenyataan.

Olimpiade bagi sebagian besar atlet merupakan titik pencapaian tertinggi, turnamen olahraga terbesar dan puncak dari segala kompetisi. Lolos kualifikasi dan membawa nama bangsa untuk jadi salah satu atlet yang tampil di Olimpiade saja sudah menjadi berkah yang luar biasa, apalagi dapat meraih medali di sana.

Begitulah sebagian besar tanggapan para atlet Indonesia yang tampil di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada Agustus mendatang. Termasuk atlet angkat besi Indonesia, Triyatno dan Sri Wahyuni Agustiani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Olimpiade musim panas di Rio de Janeiro, Brasil, yang akan segera digelar pada 5 Agustus mendatang adalah Olimpiade yang ketiga untuk Triyatno dan yang petama untuk Sri.

Perjuangan mereka begitu berat untuk dapat tampil di Olimpiade. Mereka berlatih selama sekitar lima jam hampir setiap hari untuk satu hari penentuan di Olimpiade nanti. Namun, kedua atlet angkat besi itu tak ingin terbebani dengan usahanya di Rio de Janeiro nanti.

Setelah melakukan serangkaian persiapan yang panjang, lantas apa yang mereka lakukan semalam sebelum pentas di Olimpiade?

"Yang saya alami detik-detik jelang pertandingan sih pasti sehari sebelum pertandingan saya siapkan segala sesuatunya seperti sepatu, ikat pinggang untuk besok bertanding. Jadi setelah timbang badan, masuk berat badan, fokus tidak memikirkan yang lain. Setelah naik panggung yang saya rasakan itu ya just do it lah.

"Lakukan, angkat barbel yang didepan saya. Penonton bersorak saya anggap tidak ada. Saya fokus kepada barbel yang diangkat, jadi tidak ada rasa gemetaran," kata Tri saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.

Tri cukup berpengalaman tampil di Olimpiade. Di Olimpiade Beijing 2008 ia berhasil meraih medali perunggu di kelas 62 kilogram, sedangkan di Olimpiade London 2012 ia sukses menyabet medali perak di kelas 69 kilogram.

Pengalaman tersebut membuat atlet berusia 28 tahun tersebut meyambut Olimpiade 2016 tanpa beban yang berlebihan. Tahun ini, ia akan kembali bermain di kelas 69 kilogram.

"Dibilang tegang mungkin sebelum berat badan karena saya sedikit overweight. Setelah itu Alhamdulillah biasa saja, saya fokus dan tidak memikirkan hal lain," ucap Triyatno.

Sementara itu Sri sangat bersemangat menyambut Olimpiade perdananya. Sebelum Olimpiade, Sri sempat beberapa kali tampil mengesankan di ajang internasional.

Di Asian Games 2014 ia sukses meraih medali perak dan di Kejuaraan Senior Almaty Kazakhtan 2014 mendapat medali perunggu. Kepada CNNIndonesia.com, Sri mengaku tak ada ritual khusus yang biasa ia lakukan semalam sebelum tampil.

"Hanya berdoa agar keesokan harinya saya dapat menampilkan yang terbaik," katanya yang akan bermain di kelas 48 kilogram di Olimpiade Rio de Janeiro.

Selain Tri dan Sri, tim angkat besi Indonesia juga mengirim empat atlet lainnya yakni M. Hasbi (62kg), Eko Yuli Irawan (62 kg), Deni (69 kg), I Ketut Ariana (77 kg), dan Dewi Safitri (53 kg). Angkat besi sendiri akan dipertandingkan mulai Sabtu (6/8). (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER