Pihak Sirkuit Internasional Sentul tetap optimistis Indonesia bisa menggelar ajang MotoGP suatu hari nanti.
Sebelumnya, Indonesia dipastikan tidak dapat menggelar MotoGP pada 2017. Salah satu alasannya adalah belum tersedianya sirkuit yang memadai.
Satu-satunya sirkuit yang ada di Indonesia adalah Sirkuit Internasional Sentul dan sirkuit tersebut memerlukan renovasi besar-besaran. Wacana pemerintah untuk membuat sirkuit baru pun belum terlaksana.
Melihat kondisi ini, Thailand dikabarkan akan mengambil peluang Indonesia tersebut tahun depan. Thailand sendiri sudah memiliki Sirkuit Internasional Chang yang terletak di Buriram, dan telah memiliki klasifikasi kelas A FIM serta pernah menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Superbike musim 2015 dan 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu General Manager Sirkuit Internasional Sentul, Lola Moenek, tetap optimistis bahwa peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah MotoGP itu masih ada.
"Buat saya sekarang kalau Thailand mau jalan, silahkan jalan. Tapi saya merasa kami sebagai manajemen Sirkuit Sentul sangat optimistis, dikarenakan Sirkuit Sentul inilah yang tidak terlampau lama untuk upgrade sirkuit menjadi grade A atau grade 1. Ya kami meminta doanya lah kepada masyarakat Indonesia supaya kami bisa jadi tuan rumah MotoGP.
"Perlu kami garis bawahi bahwa kami tetap kerja, kerja, kerja," kata Lola saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di Sirkuit Internasional Sentul, Selasa (2/8) siang.
Lebih lanjut, Lola mengatakan mendatang dirinya akan tetap merangkul pemerintah dan menjalin komunikasi yang baik. "Karena bagaimanapun kalau MotoGP terlaksanakan di Indonesia kan membawa bendera merah putih.
"Dan kami juga akan mendekat ke pemerintah, kami tidak akan bisa kerja sendiri. Meskipun kalau MotoGP terjadi di Sirkuit Sentul, kami tidak bisa sama sekali pakai APBN," katanya.
Tak hanya soal sirkuit, soal komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora pun jadi sebab tidak terwujudnya wacana tuan rumah MotoGP di Indonesia. Selama ini Kemenpora mengaku sulit berkomunikasi dengan Sentul, demikian sebaliknya.
Terlebih Kemenpora ingin Sentul agar membiayai sendiri renovasi dan commitment fee. Sentul sendiri sudah menyanggupi segala permintaan Kemenpora dan berharap mendatang segala sesuatunya bisa lebih lancar untuk diwujudkan.
"Iya (bayar seluruh biaya). Partner kami tetap akan membayar semua yang jadi kewajibannya, misalnya: commercial fee, pembayaran Dorna, pembayaran Tilke, biaya penyelenggaraan, biaya FIA dan FIM, semua swasta. Jadi kami tidak melibatkan pemerintah soal ini," ucap Lola.