Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih bulutangkis ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, merasa tidak khawatir dengan regenerasi atlet di sektor tersebut.
Sebelumnya, pada pekan lalu pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Owi/Butet) berhasil merebut medali emas di Olimpiade 2016 yang berlangsung di Rio De Janeiro, Brasil. Itu adalah satu-satunya emas yang berhasil dimenangi atlet Indonesia kali ini.
Setelah mengalahkan junior mereka, ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto di perempat final Owi/Butet mengalahkan pasangan nomor satu dunia asal China Zhang Nan/Zhao Yunlei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, di partai final Owi/Butet yang diasuh Richard begitu perkasa di hadapan ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Chan/Goh ditaklukkan dengan skor 21-14 21-12.
Selanjutnya Richard memang belum mengungkapkan nama-nama yang berpotensi besar menggantikan kesuksesan Owi/Butet, namun ia yakin Indonesia memiliki banyak atlet yang berkualitas.
"Saya tak khawatir regenerasi karena sudah cukup lama saya menangani dengan pasangan ganda campuran yang junior atau senior. Saya punya keyakinan yang baik untuk Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020. Saya masih optimis dan percaya," kata Richard kepada para wartawan usai di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu (24/3) siang.
Sebelumnya Butet mengabarkan bahwa Olimpiade 2016 akan menjadi Olimpiade terakhir baginya. Hal itu dipikirkan Butet mengingat usianya yang kini telah memasuki kepala tiga. Namun bagi Richard, tidak demikian.
"Yang saya sampaikan di Doha kemarin itu kepada Owi adalah Butet urusan saya. Saya bilang Butet masih dapat bermain. Tenang saja, saya punya trik sendiri (untuk membuat Butet terus bermain)," ucap Richard.
(kid)