Bonus Rp5 Miliar Tontowi/Liliyana Terlambat Cair

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2016 17:21 WIB
Semula Kemenpora menjanjikan bonus untuk Olimpian turun setelah Paralimpiade. Namun pencairannya diperkirakan baru terlaksana tiga pekan ke depan.
Bonus bagi olimpian peraih medali seperti Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir baru bisa diserahkan tiga pekan lagi. (REUTERS/Marcelo del Pozo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari sebulan setelah Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil usai, bonus bagi para peraih medali belum juga cair. Kemenpora mengklaim dana untuk bonus sudah tersedia dan paling lambat akan didistribusikan akhir bulan ini.

Keterlambatan ini disebut Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto lantaran ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan. Ia menyebut, bonus sebenarnya bisa langsung mengalir ke rekening atlet pekan ini, tapi bentrok dengan jadwal.

"Menurut rencana, pilihannya minggu ini, atau tiga minggu ke depan. Mulai tanggal 15 Oktober ini, Tontowi dan Liliyana akan ke Denmark untuk mengikuti Denmark Superseries Premier. Mungkin baru pulang dua minggu ke depan," kata Gatot kepada media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pekan ini juga kami ada persiapan Peparnas dan lain-lain. Jadi, paling lambat tanggal 30 Oktober atau 2 November bonus baru bisa kami bagikan,"

Sebelumnya Kemenpora pernah menyatakan bahwa bonus akan cair setelah gelaran Paralimpiade 2016, atau awal Oktober ini.

Indonesia meraih satu medali emas dan dua perak dari Rio de Janeiro, Brasil. Medali emas dipersembahkan cabor bulutangkis melalui pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedangkan dua perak disumbangkan cabor angkat besi, Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg dan Sri Wahyuni di kelas 48 kg.

Atas sukses tersebut, Tontowi dan Liliyana berhak atas bonus masing-masing Rp5 miliar dari dana utuh Rp7,35 miliar sebelum dipotong pajak PPH 21 persen. Sementara Eko dan Sri Wahyuni mendapatkan masing-masing Rp2 miliar bebas pajak dari dana awal Rp2,75 miliar.

Kali ini, pemerintah juga tidak membedakan besaran bonus yang diberikan kepada atlet peraih medali di Paralimpik. Ni Nengah Widiasih, atlet angkat berat yang merebut perunggu di kelas 41 kg berhak atas bonus Rp1 miliar dari dana awal Rp1,3 miliar sebelum dipotong pajak.

Tak hanya atlet, para pelatih yang mengantarkan atletnya meraih medali juga diapresiasi dengan bonus. Pelatih bulutangkis ganda campuran, Richard Mainaky yang diganjar Rp2 miliar serta dua pelatih angkat besi di Olimpiade, Dirja Wihardja dan Supeni yang masing-masing mendapatkan Rp 800 juta.

Pelatih Ni Nengah, Koni Ruswanto mendapat Rp 400 juta bebas pajak.

Terpisah, Eko yang merupakan llifter pengoleksi tiga medali Olimpiade di tiga penampilan berturut-turutnya, mengatakan sebenarnya dia berharap bonus bisa secepatnya cair. Lifter yang membela Jawa Timur di PON 2016 Jawa Barat itu, mengatakan keterlambatan pencairan bonus seolah jadi tanda tidak ada perubahan sistem pencairan meski Menpora telah berganti.

"Saya masih belum dapat kabar lagi (kapan bonus cair). Waktu itu sih bilangnya bulan ini cair. Saya saja masih belum sempat pulang kampung dan liburan karena masih tunggu bonus cair. Soalnya, biar sekalian bisa zakat dan syukuran di kampung," sebut Eko melalui pesan singkatnya kepada CNNIndonesia.com. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER