Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum KONI Pusat, Toni Suratman, akan memprioritaskan cabang olahraga (cabor) Olimpiade untuk Pekan Olahraga Nasional (PON ) XX/2020 di Papua.
Ia pun berjanji segera melakukan langkah-langkah dini agar penyelenggaraan PON Papua tidak terkendala masalah teknologi informasi (IT) dan dapat terlaksana lebih baik dari PON Jawa Barat XIX/2016.
"Yang penting kami sepakati dulu bahwa Papua telah secara aklamasi menerima menjadi tuan rumah. Kami KONI Pusat bersama KONI Provinsi akan melaksanakan tugas yang lebih intensif. Jadi kami akan melihat sejauh mana pembangunan dari tahun ke tahun yang sudah dilaksanakan," kata Tono ungkapkan kepada media di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Selasa (11/10) sore, setelah menghadiri pemakaman mantan ketua umum PSSI, Maulwi Saelan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian cabang-cabang olahraga yang sudah dipertandingkan itu juga akan menjadi perhatian kita, tidak seperti di PON 2016. Kami akan prioritaskan cabor yang Olimpiade."
Kritik terhadap pemilihan cabang olahraga muncul ketika PON Jabar digelar dengan muncul kembalinya beberapa cabang seperti orkes barisan (
drumband), sepatu roda, atau kriket. Jika pada PON Riau empat tahun lalu tersedia 600 emas dari 32 cabang, pada PON 2016 terdapat 762 emas dari 44 cabang.
Lebih lanjut, Tono menjelaskan cabor Olimpiade sesungguhnya selalu ada di setiap PON. Di PON 2016, KONI mengikutsertakan 27 cabor olimpiade.
"Tinggal sekarang kami harus merancang konsep-konsep yang sangat strategis, kami harus melakukan pembinaan-pembinaan secara desentralisasi. Jadi dengan demikian maka cabang-cabang yang diinginkan pemerintah itu akan berjalan dengan sendirinya. Dengan catatan, pembinaan secara konsisten dan komitmen harus kita sepakati bersama."
Selain itu, Tono pun berpendapat PON 2016 berlangsung dengan baik, lancar, dan banyak manfaat yang dapat dipetik dan dipertahankan untuk PON selanjutnya.
"PON 2016 banyak pemecahan rekor. Dari sisi lain, kami lihat bahwa dengan adanya PON ini menjadikan masyarakat lebih mengenal olahraga. Tidak hanya prestasi saja, tapi PON ini juga bisa jadi teladan masyarakat Indonesia untuk gemar olahraga. Karena dengan gemar olahraga, dengan sendirinya karakter itu terbangun," katanya.
(vws)