Jakarta, CNN Indonesia -- Progres pembangunan Wisma Atlet Kemayoran yang telah dimulai sejak 30 pekan lalu telah mencapai sekitar 29 persen. Demikian diungkapkan Presiden Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC ), Erick Thohir.
Seperti pantauan
CNNIndonesia.com, dari dua blok yang tengah dibangun (Blok D10 dan C2) terdapat 10 tower yang harus dikebut proses pengerjaannya.
Sementara pihak kontraktor hanya diberikan waktu total 17 bulan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pembangunan yang diproyeksikan menjadi tempat tinggal para atlet Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir 9000 unit kamar atlet yang bakal disediakan di perkampungan atlet ini. Untuk Blok C2 yang terdiri dari tiga
tower dapat menampung 1932 unit. Sedangkan Blok D10 yang terdiri dari tujuh tower tersedia 5494 unit.
Menurut tenggat waktu yang diberikan Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (KemenPU-Pera), pengerjaan Blok C2 diharapkan bisa selesai pada Desember 2017 atau setidaknya pada Januari 2018.
Sementara di Blok D10, konstruksi dijadwalkan selesai Januari-Februari 2018 yang nantinya akan dilanjutkan dengan penuntasan dekorasi hingga siap pakai.
Satu unit bangunan di perkampungan atlet ini menggunakan tipe 36 dengan luas 6x6 meter yang akan dihuni maksimal tiga orang. Tiap unit terdiri dari dua kamar, satu, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur.
"Seperti pekan kemarin, kedatangan kami ingin mendukung kalau ada apa-apa yang perlu dibantu, kenapa tidak? Paling tidak kami bisa menyampaikan kesulitan apa yang terjadi di lapangan," kata Erick Thohir di sela-sela kunjungan ke Wisma Atlet Kemayoran, Senin (17/10) sore.
"Kalau di sini (Wisma Atlet Kemayoran) luar biasa (progresnya). Beda dengan GBK (Gelora Bung Karno), Senayan, yang butuh banyak laporan," kata Erick tambahnya.
Ada tiga kontraktor yang diberi tugas untuk menyelesaikan masing-masing blok pembangunan Wisma Atlet Kemayoran. Abipraya Indulexco KSO mengerjakan bangunan di C3 dengan anggaran sekitar Rp1 triliun.
Sementara Adhi Jaya Konstruksi-Penta, PT Waskita Karya Persero dan WIKA-Cakra memegang bangunan di Blok D-10 dengan biaya hampir menyentuh Rp2,5 triliun.
"Perkembangan ini bagus untuk diketahui agar makin hari masyarakat Indonesia, Jakarta, dan Palembang dapat melihat adanya perkembangan positif," tutur Erick.
(jun/jun)