Pasrah Anggaran APBN, INASGOC Tetap Harus Kerja Keras

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 23:00 WIB
Tak ingin berspekulasi jumlah anggaran yang akan disetujui, Erick Thohir sebut INASGOC tetap harus bekerja keras menyukseskan Asian Games 2018.
Venue Akuatik di Gelora Bung Karno salah satu arena yang direnovasi demi gelaran Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia Asian Games 2018 (INASGOC) masih menanti besaran anggaran yang bakal diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 untuk menggelar pesta olahraga Asia kurun waktu empat tahunan itu di Indonesia.

Tak ingin berspekulasi mengenai jumlah anggaran yang akan disetujui,Presiden INASGOC, Erick Thohir menyebut, pihaknya tetap harus bekerja keras menyukseskan persiapan dan pelaksanaan pesta olahraga tersebut.

Rencananya, rapat kerja antara Komisi X DPR RI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membicarakan persoalan realokasi anggaran 2017 dan 2018 digelar pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, saat ini Kemenpora membutuhkan kebijakan baru dari Kementerian Keuangan terkait pagu indikatif untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 yang jumlah anggarannya Rp2,7 triliun.

Jumlah tersebut lebih kecil hingga dua kali lipat dibandingkan pengajuan kebutuhan yang disampaikan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang mencapai Rp4- 6 triliun.

"Yang saya tahu, Pak Menteri (Menpora Imam Nahrawi) sudah mengirimkan surat ke Kementerian Keuangan. Ini event penting dan kami sudah masukkan budgetingnya untuk tiga tahun dan masuk multi years, tinggal bagaimana pemerintah menggetok pagunya. Berapapun [anggaran yang disetujui] itu, tetap kami harus kerja keras," kata Erick kepada CNNIndonesia.com di sela-sela kunjungannya ke beberapa venue Asian Games di Jakarta, Senin (17/10).

Presiden INASGOC Erick Thohir. (Reuters/Aly Song)Presiden INASGOC Erick Thohir. (Reuters/Aly Song)
Untuk anggaran persiapan pada 2017, INASGOC membutuhkan Rp804 miliar. Namun, hanya sekitar Rp52 miliar yang dikeluarkan pemerintah. Praktis, hal ini membuat banyak pekerjaan INASGOC yang tertunda dengan alasan tidak ada biaya.

Namun, kata Erick, kekurangan tersebut bisa disiasati dengan penggabungan anggaran di 2018. Dia pun menegaskan, besarnya anggaran yang diminta untuk 2017 ini lantaran adanya biaya broadcasting fee yang harus disetor kepada Dewan Olimpiade Asia (OCA) sebesar US$30 juta atau sekitar Rp390 miliar.

Dari hasil rapat DPR, lanjut Erick, dana itu sudah dianggarkan setengahnya. Pihaknya kini tinggal melobi kembali agar kebutuhan broadcasting fee itu bisa langsung dibayarkan lunas sehingga memudahkan tim pemasaran mencari sponsor.

"Kalau mau mencari sponsor ada tiga hal yang akan ditanya. Cabangnya (cabang olahraga) apa saja sih? venue-nya mana? lalu broadcast-nya jadi atau tidak? Yang pasti, hari ini (Senin 17/10) dari tim INASGOC bertemu dengan Kementerian BUMN untuk membicarakan mengenai promosi, bagaimana INASGOC dibantu di airport, pesawat terbang, kereta, bus, dan sebagainya," sebut Erick yang juga Presiden klub Serie A, Internazionale Milan tersebut. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER