Target 20 Emas Asian Games, Kemenpora Anggarkan Rp500 M

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2016 14:36 WIB
Kemenpora meminta Satlak Prima menyusun sistem 'hadiah dan pukulan' dalam mengelola anggaran Rp500 M demi membidik 20 emas di Asian Games 2018.
Menpora Imam Nahrawi menyiapkan dana Rp500 M untuk Satlak Prima untuk menyiapkan atlet di Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) anggarkan Rp 500 miliar untuk Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) di RAPBN 2017.

Hal ini sekaligus menjalankan permintaan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar Kemenpora fokus pada peningkataan prestasi demi mencapai target 20 medali emas di Asian Games 2018.

Rapat Terbatas (RATAS) persiapan Asian Games 2018 di Istana Presiden, Senin (24/10) sore, meminta Kemenpora fokus soal prestasi. Sementara itu, infrastrukur tetap di bawah kendali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan penyelengaraan menjadi tanggung jawab INASGOC selaku panitia penyelenggara Asian Games 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menpora Imam Nahrawi menyebut 20 emas dan posisi delapan besar sebagai target raihan Indonsia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Menurutnya, semua itu bisa diraih asalkan persiapan dilakukan secara sistematis.

"Saya akan menugaskan Prima untuk lebih detil lagi memanfaatkan dana supaya sesuai target. Katakanlah kalau satu cabor dengan anggaran besar tidak memenuhi target dalam kurun waktu promosi-degradasi, maka harus ada evaluasi. Mungkin saja dananya dikurangi, mungkin saja anggaran training camp dan try out dikurangi, yang pasti akan ada reward dan punishment," kata Imam usai Rapat Kerja bersama Komisi X DPR-RI, Senin (24/10) malam.

"Rata-rata cabor itu kan mengeluhkan pendanaan. Kami sedang melihat berapa sih dana yang diberikan pemerintah terhadap cabang olahraga, baik yang lewat deputi prestasi, Satlak Prima, maupun kelembagaan lain dan itu bisa diukur," jelas Imam.

Imam mencontohkan, dengan dukungan dana tertentu wajar kalau cabor mendapat prestasi sedemikian rupa. Tapi, ia menegaskan, menjadi tidak wajar jika ada cabor yang diberikan dana besar tapi tak menghasilkan prestasi.

"Itu yang saya maksud kami harus mendanai cabor prioritas yang berpotensi medali. Sesungguhnya, itu yang selama ini kami mau. Dari sekian banyak cabor, kami lihat mana yang perkembangan atletnya bagus, pasti kelihatan. Tapi itu juga harus dilakukan dengan sistem yang modern dengan pendekatan sport science, jadi tahu perkembangan atlet setiap hari," bebernya.

Dalam kesempatan berbeda, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, untuk mendorong pencapaian target 20 medali emas di Asian Games 2018, pihaknya akan melakukan hal berbeda dari biasanya.

"Di situ harus ada konsistensi Prima, hasil raport masing-masing atlet diberikan kepada cabornya. Nantinya, kewajiban cabor untuk meningkatkan performa atlet, supaya tidak semuanya ke Prima.

"Kedua, ada Olympiq Centre yang meski itu program jangka panjang tapi sudah bisa digunakan. Angkat besi, panahan sudah mulai latihan di sana. Memang belum sempurna 100 pesen, baru alokasi perpindahan GBK, tapi setidaknya monitoring Prima lebih efektif di tambah lagi Prima juga akan berkantor di sana," tukas Gatot. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER