Pasoepati Menilai Sanksi The Jakmania Tidak Adil

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2016 17:28 WIB
Menurut Wakil Presiden Pasoepati--suporter Persis Solo--Ginda Ferachtriawan, hukuman larangan Jakmania mendukung langsung Persija sama sekali tidak mendidik.
Hukuman terhadap Jakmania dinilai Wakil Presiden Pasoepati Ginda Ferachtriawan tidak adil. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepastian sanksi larangan menonton laga Persija Jakarta terhadap kelompok suporter The Jakmania, mendapat respons dingin dari sejumlah suporter.

Salah satunya dari suporter Persis Solo, Pasoepati, yang menganggap hukuman larangan menonton hingga musim berakhir itu berlebihan.

Wakil Presiden Pasoepati Ginda Ferachtriawan mengatakan, sanksi yang ditetapkan operator Indonesian Soccer Championship (ISC) A terhadap The Jakmania tidak adil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, salah satu anggota The Jakmania Harun Al Rasyid tewas karena pukulan benda tumpul saat bentrok dengan warga sekitar di kawasan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Minggu (6/11).

Korban ada dalam rombongan Jakmania hedak kembali ke Jakarta usai mendukung Persija menghadapi Persib Bandung di Stadion Manahan Solo, Sabtu (5/11).

"Kami tetap menolak kekerasan yang kembali terjadi sampai menimbulkan satu korban meninggal. Tapi kami tentu menyesalkan pula jika Jakmania sampai disanksi seperti itu (larangan mendukung langsung Persija hingga musim berakhir)," tutur Ginda.

Menurutnya, hukuman yang diberikan oleh Komdis ISC sangat tidak mendidik dan tidak memberikan solusi apa pun.

"Apalagi, kejadiannya di perjalanan, bukan di area stadion. Pendekatan hukum sudah cukup karena ini murni kriminalitas," tutur Ginda.

"Selalu yang disalahkan dan dianggap biang keladi adalah suporter sepak bola."

Terpenting, Ginda menegaskan, solusi secara preventif yang harusnya lebih diutamakan. Ia pun mencoba memberikan beberapa contoh solusi yang bisa diterapkan pemangku kepentingan sepak bola nasional.

"Semisal untuk prosedur pengamanan di perjalanan, setiap rombongan harus melakukan laporan di sejumlah titik yang ditentukan," ungkap Ginda.

"Diperlukan pula sinergi dengan pihak keamanan yang kemudian mengamankan titik-titik yang dianggap rawan."

Ke depannya, menurut Ginda, diperlukan pula upaya pendewasaan kepada seluruh kelompok suporter sehingga budaya kekerasan ini bisa diatasi. (ptr)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER