Satlak Prima Kelola Langsung Dana Akomodasi Atlet

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Rabu, 23 Nov 2016 21:40 WIB
Kebijakan Satlak Prima itu pun tak lantas disetujui semua cabang olahraga. Cabor angkat besi misalnya, terbiasa mengelola dana sendiri.
Angkat besi salah satu cabor yang tak setuju jika dana atlet dikelola oleh Satlak Prima. (Dok. Tim media CDM Olimpiade 2016)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) pilih kelola langsung dana akomodasi atlet pelatnas. Tapi, tak semua setuju. Beberapa bahkan meminta agar cabor langsung yang mengelola dana tersebut.

Seperti diketahui, kebutuhan atlet pelatnas di masing-masing cabang olahraga tidak sama rata. Jika di panahan sudah terbiasa untuk tidak mengelola langsung dana akomodasi, beda halnya dengan di angkat besi.

"Dulu, waktu di (Hotel) Century, kami tidak mengelola langsung (dana akomodasi). Mereka (Satlak Prima) yang bayar langsung," kata Alman Hudrie, Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) kepada CNNIndonesia, Rabu (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, Alman pun mengamini itu bisa terjadi di semua cabang olahraga. Kendati saat ini dana akomodasi pelatnas panahan kembali dikelola Satlak Prima, ia pun masih akan melihatnya sementara waktu.

"Sementara kami lihat dulu, ketika mereka (atlet) tidak nyaman, kami akan minta lagi dananya, biar kami kelola sendiri," ungkapnya.

Senada, Manajer Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat dan Binaraga (PB PABBSI) Alamsyah Wijaya mengatakan, ia tidak bisa menerima begitu saja jika dana akomodasi atlet pelatnasya dikelola pihak ketiga. Pasalnya, pengelola dana itu tidak tahu persis kebutuhan para atletnya.

Bahkan, jelas Alamsyah, jika dihitung ulang, ia lebih bisa menyimpan dana akomodasi itu untuk dibelikan fasilitas penunjang atlet di luar Olympic Center ketimbang dana tersebut dikelola oleh Satlak Prima.

"Kami kan dapat sponsor daging dan suplemen. Itu sudah bisa berkurang kebutuhannya. Sekarang, biaya sewa kamar di Wisma Soegondo Djojopoespito berapa sih? Hitungannya sama saja dengan sewa rumah yang kami inginkan di dekat situ," kata Alamsyah jengkel.

"Jika mereka takut ada kecurangan yang kami lakukan kalau dana akomodasi itu kami atur sendiri, ketakutan itu sama halnya dari kami kepada mereka. Bisa dilihat kok semuanya, kami terbuka, atlet juga tahu," kata Alamsyah menjelaskan.

Seperti diketahui, angkat besi sejak awal menyebut tidak ingin tinggal di Wisma Soegondo Djojopoespito, kawasan Olympic Center Cibubur dengan alasan kondisi ruangan yang terlalu sempit. Sebab itu, PP PABBSI memilih untuk menyewa sebuah rumah dekat kawasan Olympic Center yang menyediakan tujuh kamar dengan uang sewa Rp150 juta per tahun.

Uang sewa itu rencananya ia minta dari Ketua Umumnya, Rosan Roeslani yang merupakan pengusaha sekaligus Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) itu. Tapi, jika itu terealisasi, uang akomodasi yang diberikan pemerintah jadi tidak berarti bagi pelatnas angkat besi, mengingat asupan gizi berupa daging dan suplemen atlet juga sudah dipenuhi dari sponsor. (bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER