Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 341 atlet dari 28 cabang olahraga (cabor) masuk dalam Surat Keputusan (SK) pelatnas per 1 November 2016.
Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menjamin, semua atlet yang masuk memiliki potensi besar medali, baik itu di SEA Games 2017 maupun Asian Games 2018.
Pemilihan atlet disebut Komandan Satlak Prima Ahmad Sutjipto tidak hanya berdasarkan hasil di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat semata. Tapi juga dari berbagai tolok ukur lain termasuk hasil tes fisik dan medis yang dilakukan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Sutjipto, pemanggilan atlet untuk masuk ke pelatnas kali ini memang lebih ketat dari sebelumnya. Pasalnya, dengan keterbatasan dana yang ada, Satlak Prima sebagai perpanjangan tangan dari Kemenpora harus lebih selektif dan detail supaya yang mengikuti pelatnas benar-benar atlet yang mampu menorehkan medali di ajang multievent.
"Kalau tidak punya proyeksi, tidak bisa masuk. Yang pasti saat ini masih cabor individu yang masuk ke pelatnas. Untuk cabor beregu nanti kami akan koordinasi lagi dengan PB-nya," kata Sutjipto yang ditemui CNNIndonesia.com di ruang kerjanya, Kamis (24/11).
Tapi, nama-nama yang kini masuk di dalam SK 1 November nantinya masih akan mengalami tahapan promosi dan degradasi.
Jadwalnya akan disesuaikan dengan periodisasi cabor sebagai tolok ukur waktu promosi dan degradasi. Nantinya, Satlak Prima akan kembali mengeluarkan SK pada awal 2017.
Terkait kuota atlet penghuni pelatnas, Sutjipto mengatakan maksimal saat ini ada di 500 atlet, termasuk atlet dari cabor beregu. Jumlah ini terkesan lebih sedikit dibanding dengan pelatnas sebelumnya lantaran diberlakukan kebijakan prioritas yang diinginkan pemerintah.
Sejauh ini, baru ada 19 cabor yang telah mengajukan diri ke Satlak Prima untuk meminta pemusatan latihan di luar negeri, seperti sepeda di Australia dan angkat besi di Afrika Selatan. Masing-masing cabor diberikan kesemptan empat kali dalam setahun untuk menjalani training camp di luar negeri.
Jumlah cabor itu disebut Sutjipto masih bisa bertambah ke depannya dan berubah lokasinya. Hingga saat ini Satlak Prima masih menunggu pengajuan proposal pemusatan latihan dari cabor lainnya.
"Tugas kami nanti akan mencermati keinginan dari PB-PB itu, dalam hal penetapan lama waktu trining camp, negara yang dituju, modul isi latihannya, siapa yang tanggung jawab selama training camp di sana, tujuannya untuk apa, anggarannya berapa. Kalau sudah oke, nanti semua dikontrak langsung oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)," jelas Sutjipto.
(bac)