Sekjen KOI: Sepeserpun Saya Tak Nikmati Anggaran Asian Games

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2016 16:50 WIB
Sekjen KOI Doddy Iswandi menegaskan dirinya sama sekali tak menikmati uang anggaran sosialisasi Asian Games yang dituduhkan dikorupsi olehnya.
Doddy Iswandi menegaskan dirinya sama sekali tak menikmati uang anggaran sosialisasi Asian Games. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Doddy Iswandi mengakui bahwa benar dirinya sudah menjadi tersangka kasus penyelewengan dana sosialisasi Carnaval Road to Asian Games 2018. Tepatnya sejak Minggu (4/12), oleh Polda Metro Jaya.

Namun, Doddy menegaskan, dalam kegiatan karnaval sosialisasi Asian Games di enam kota pada Desember 2015, tidak sepeser pun ia menikmati uang anggaran seperti yang dialamatkan kepadanya.

"Saya tidak perlu janji digantung di Monas. Kalau itu (korupsi) saya lakukan, kutuk saya, laknatilah saya. Tidak sepeser pun saya menikmati uang itu," tutur Doddy dalam konferensi pers di Kantor KOI, Senayan, Kamis (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doddy mengatakan dirinya adalah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yang ditunjuk resmi oleh Ketua Umum Erick Thohir. Bahkan, saking hati-hatinya menggunakan uang negara, setelah kegiatan selesai ia meminta agar laporannya di tinjau kembali oleh Inspektorat Kemenpora.

"Hasilnya, baru saya bayar sesuai nilai kontrak yang dikurangi hasil review Kemenpora Rp4,3 miliar langsung saya setorkan ke negara,"

"Setelah itu, BPK (Badan Pengawas Keuangan) RI masuk mengaudit kegiatan ini, hasilnya dapat lagi temuan RP5,3 miliar yang harus segera dikembalikan ke negara. Saya pun sudah meminta semua vendor untuk mengembalikan kelebihan uang tersebut," kata Doddy yang menggelar konferensi pers didampingi oleh kuasa hukukmnya, Alamsyah Hanafi.

Dari Rp5,3 miliar dana yang dituduhkan dikorupsi Doddy, ia menyebut kerugian negara itu berada di vendor dari enam kota sosialisasi. Namun, diungkapkannya, saat ini kerugian negara tinggal Rp2,6 miliar.

Pasalnya, beberapa vendor telah mengembalikan uang itu melalui kas negara setelah tiga kali surat somasi yang ia kirimkan kepada vendor-vendor tersebut.

"Dari enam vendor, tiga vendor sudah menyelesaikannya. Kerugian negara tinggal Rp2,6 miliar saat ini. Tiga vendor lain yang belum mengembalikan, yaitu Palembang sekitar Rp500 juta, Makassar Rp900 juta namun sudah dibayar Rp100 juta jadi tinggal Rp800 juta dan Surabaya Rp1,1 miliar," ucap Doddy. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER