Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah membela tim nasional Vietnam selama 13 tahun, Le Cong Vinh memutuskan pensiun dari sepak bola level internasional. Ia menyampaikan pengunduran diri di ruang ganti Stadion My Dinh, Rabu (7/12) malam, setelah tersingkir dramatis dari Piala AFF 2016.
Cong Vinh semula berharap bisa mengulang prestasi delapan tahun silam membawa Vietnam juara Piala AFF.
Ia saat itu menjadi pahlawan pencetak gol krusial di final leg kedua melawan Thailand. Di menit ke-90+4, Cong Vinh menciptakan gol penyama kedudukan sehingga skor berubah menjadi 1-1. Skor itu cukup untuk memastikan Vietnam menang agregat 3-2 dan juara untuk kali pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cong Vinh ingin menutup kariernya bersama Vietnam dengan raihan sama. Namun langkahnya di Piala AFF 2016 justru terhenti dramatis. Vietnam yang bermain di hadapan 40 ribu pendukung sendiri, tersingkir setelah bermain imbang 2-2 selama 120 menit.
Padahal mereka bermain sangat dominan dari menit pertama dan mengirimkan gelombang demi gelombang serangan ke lini pertahanan Indonesia. The Golden Stars juga sempat tampil mengejutkan ketika mencetak dua gol di 10 menit terakhir waktu normal meski bermain dengan 10 orang.
Penalti Manahati Lestusen akhirnya mengagalkan impian Cong Vinh untuk membawa Vietnam ke partai pamungkas. Partai 'final impian' antara dua tim terkuat di Asia Tenggara, Vietnam melawan Thailand, juga gagal terwujud.
Cong Vinh tak bisa menahan air matanya seusai pertandingan. Di lapangan, di ruang ganti, bahkan hingga menaiki bus, mata kapten timnas Vietnam itu terus membasah dan terlihat merah.
Begitu pula dengan rekan-rekannya. Satu per satu pemain Vietnam mendatangi Cong Vinh dan memberikan pelukan selamat tinggal dalam situasi yang getir.
"Hari ini saya menangis untuknya," kata Luong Xuan Truong, pemain muda yang dijuluki Andrea Pirlo dari Vietnam, seperti dikutip dari Fox Sports Asia.
"Yang pasti kami adalah tim yang lebih baik; kami punya demikian banyak kesempatan, tapi ini sepak bola dan kami tidak mengambil kesempatan itu -- saya hanya merasa sangat menyesal dan sedih."
"Saya sangat menyesal untuk Le Cong Vinh dan pemain lain yang akan meninggalkan tim, kami tak bisa menyelesaikan perjalanan ini bersama-sama."
Meski pensiun timnas dalam situasi yang sedih, Cong Vinh akan terus dikenal sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Vietnam. Total 51 gol membuatnya jadi penyerang tersubur sepanjang masa untuk negaranya.
Selama satu dekade terakhir, Cong Vinh bersaing dengan Teerasil Dangda dan nama-nama seperti Safiq Rahim, Safee Sali, atau Boaz Solossa untuk merebut status penyerang terbaik Asia Tenggara.
Ketika berusia 22 tahun, Cong Vinh juga pernah membawa Vietnam ke perempat final Piala Asia -- salah satu pencapaian tertinggi The Golden Stars di ajang tersebut.
Deretan prestasi itu tentu akan membuat Cong Vinh bisa mengakhiri karier di level internasional dengan menegakkan kepala.
Selamat tinggal, Le Cong Vinh.
(ptr)