Surabaya, CNN Indonesia -- Walau usia tak lagi muda, pebulutangkis tunggal putra Sony Dwi Kuncoro ditargetkan untuk menembus peringkat 10 besar dunia. Demikian yang disampaikan istri sekaligus pelatih Sony, Gading Safitri.
Gading menilai suaminya punya mental baja yang bisa membuatnya mencapai target itu.
Berdasarkan yang dilansir dari situs Federasi Dunia Badminton (26/2), Sony saat ini berada di peringkat ke-22. Dia terpaut dua peringkat dari tunggal putra Indonesia Jonatan Christie di peringkat ke-20, dan Tommy Sugiarto di peringkat ke-16.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin tahun ini tembus 10 besar. Memang, kalau melihat lawannya adalah anak-anak muda, saya tahu dan sadar juga banyak yang memandang sebelah mata suami saya," kata Gading di Sony Dwi Kuncoro Badminton Hall.
"Dua tahun yang lalu orang-orang di toko-toko kecil berkata, '
Ngapain, Son? Sudah, pensiun saja. Sudah waktunya berhenti.' Saya ketawa saja, Sony orangnya gigih. Saya emosi, orang ngomong seperti itu, dia biasa saja," katanya menambahkan.
 Sony Dwi Kuncoro pada tahun ini genap 33 tahun. Istri sekaligus pelatihnya tetap menargetkan Sony tembus 10 besar dunia. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Sony tahun ini genap 33 tahun dan belum memikirkan untuk pensiun. Gading mengatakan performa suaminya saat ini lebih konsisten.
"Kita tahu ranking dia turun dari dua dunia, tiga dunia, 70, 100. Tapi perlahan dia naik lagi. Sekarang di usia seperti ini, saya berusaha untuk memikirkan cara mempertahankan penampilannya supaya pikirannya tidak capek ketika dia bermain badminton," ucap Gading.
"Jadi dia bermain badminton ada rasa,
feeling-nya. Kalau taktik dia kan sudah punya. Seperti tenis. (Novak) Djokovic atau (Roger) Federer, kalau mukul itu kan ada
feel-nya," ucapnya melanjutkan.
Lebih lanjut, Gading mengatakan Sony sangat senang bermain bulutangkis. Walau sudah keluar dari pelatnas sejak 2014, ujarnya, Sony tetap gigih berlatih dan ikut berbagai turnamen lokal maupun internasional.
Terakhir, publik dunia khususnya Indonesia dikejutkan dengan prestasi Sony merebut gelar Singapura Terbuka Super Series 2016 setelah menundukkan tunggal putra Korea Selatan, So Wan Ho, dengan skor 21-16 13-21 21-14.
Gading menilai hal itu adalah bukti ketangguhan mental suaminya.
"Beda ya, anak-anak sekarang ini kalau sudah tidak pelatnas, kena hantaman sana-sini itu tidak kuat mentalnya. Bukan karena dia suami saya ya, tapi pemain yang mentalnya paling kuat itu Sony. Bayangkan, peringkat dia sudah naik turun," tutur Gading.
"Bertahun-tahun cedera, lalu keluar (pelatnas) harus dengan kondisi lepas dari klub dan harus tetap bertahan. Itu yang membuat saya menyebutnya mental kuat, saya kagum," tuturnya lagi.
Sony baru saja menyabet peringkat ketiga bersama tim Berkat Abadi dalam Djarum Superliga Badminton 2017. Berikutnya, ia akan mempersiapkan diri untuk menghadapi turnamen All England pada 7 Maret mendatang.
(vws)