Jakarta, CNN Indonesia -- Kiatisuk Senamuang sepakat memperpanjang kontrak sebagai pelatih tim nasional Thailand selama satu tahun ke depan. Ia membubuhkan tanda-tangan pada Selasa (28/2), atau kurang dari 24 jam sebelum kontraknya dengan Federasi Sepak Bola Thailand saat ini habis.
Rincian dan juga poin-poin finansial kontrak Kiatisuk tidak diumumkan Federasi Sepak Bola Thailand.
"Saat ini, saya tidak melihat orang lain yang lebih baik dari Zico [panggilan Kiatisuk] untuk pekerjaan ini. Saya tak pernah mengatakan bahwa saya akan mengganti pelatih tim nasional," kata presiden FAT, Somyot Poompunmuang, seperti dikutip dari Bangkok Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski kontrak ini pendek, performa Kiatisuk lebih penting ketimbang jumlah durasinya."
Masa depan Kiatisuk memang sempat menimbulkan kisruh. Pada awal Februari, Kiatisuk menerima tawaran perpanjangan kontrak dari FAT tapi kemudian pelatih 43 tahun itu meminta beberapa pasal direvisi. FAT menolak permintaan itu.
Pada Senin lalu, FAT kemudian memberikan ultimatum resmi kepada Kiatisuk agar segera menandatangani kontrak tersebut.
Media-media Thailand menyebut salah satu penyebab kisruh itu adalah karena Kiatisuk meminta FAT menanggung pajak pendapatannya. Mantan pemain timnas Thailand itu bahkan sempat diisukan akan menangani Vietnam atau menangani klub Liga Primer Thailand karena tak kunjung mencapai kesepakatan.
Kiatisuk kemudian menepis isu itu sesuai penandatanganan kontrak.
"Kami harus segera berhenti membicarakan hal ini dan fokus pada cara untuk mendapatkan poin dari laga melawan Arab Saudi dan Jepang," katanya.
Kiatisuk mengungkapkan, bahwa ada peluang dirinya juga menangani tim junior Thailand demi mempersiapkan Piala Dunia 2026. FIFA telah menyepakati bahwa jumlah negara di Piala Dunia 2026 bertambah menjadi 48, sehingga negara-negara Asia kini punya kesempatan lebih besar untuk menembus turnamen itu.
"Presiden juga ingin saya menjaga tim junior seperti timnas U-14 dan U-16, sehingga kami harus mendiskusikan hal ini. Kami belum membicarakan rinciannya, tapi tujuan kami adalah mencapainya pada 2026," kata Kiatisuk.
(har)