Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang dimulainya kompetisi Formula One (F1) 2017 muncul polemik pemanfaatan oli sebagai bantuan bahan bakar.
Polemik itu memuncak setelah Renault meminta otoritas F1 (FIA) melakukan pengecekan tak ada pelanggaran aturan merujuk beberapa tim besar yang memanfaatkan metode tersebut.
"Klarifikasi regulasi selalu sangat penting, pakah itu tentang hukuman atau tentang sistem bahan bakar, tetapi juga oli," ujar Direktur Pelaksana tim Renault, Cyril Abiteboul seperti dikutip dari
Motor Sport, Kamis (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abiteboul menegaskan timnya meminta FIA tersebut pun bukan untuk mendiskreditkan tim lain. Itu, kata dia, hanyalah sebuah satu saluran komunikasi agar tak terjadi kesalahpahaman dalam kompetisi F1 mendatang.
"Zaman sekarang kita berada dalam sebuah periode di mana Anda mendapatkan banyak pesan [komunikasi] di sekitar - itulah yang membuat [klarifikasi FIA] penting," kata dia.
"Kami tidak menyerang siapapaun secara khusus. Namun, kami perlu untuk memastikan itu jelas bagi siapa pun. Ini juga bisa diawasi berkala dan juga penegakan tentang bahan bakar seharusnya tetap bahan bakar yang utama yang biasa digunakan di F1."
Sebelumnya pada 26 Februari lalu saat tes resmi di sirkuit Katalonia, Barcelona, penyuplai bahan bakar untuk Mercedes, Petronas, menguji coba bahan bakar baru. Manajer Motor Sport Petronas, Andrea Dolfi, menyatakan bahan bakar dan oli baru itu diyakini dapat meningkatkan performa tenaga yang dibutuhkan tim Mercedes.
 Bos tim Mercedes, Toto Wolff. (AFP PHOTO / Andrej ISAKOVIC) |
"Unit tenaga akan membutuhkan sesuatu yang mampu meningkatkan performanya lebih baik dengan memberikan batasan dalam durasi konversi energi," tukas Dolfi seperti dikutip dari
Auto Sport pada tanggal yang sama.
Namun, belakangan muncul tudingan bahwa tim yang berbasis di Milton Keynes itu sedang mengeksplorasi area yang memungkinan meningkatkan tenaga dengan memanfaatkan pula oli sebagai bahan bakar.
Hal itu sebetulnya telah dibantah Mercedes pada 1 Maret lalu. Seperti dikutip dari
Auto Motor und Sport, Mercedes menolak tudingan mencampur oli untuk bahan bakar pula.
"Kami tak pernah melakukannya," kata bos tim Mercedes, Toto Wolff, "Bahkan sebelum musim dimulai, beberapa tim seperti sudah melihat banyak hantu. Ini jelas bahwa oli tidak bisa dicampur dengan bahan bakar."
Tudingan itu bukanlah hal yang baru, pasalnya pada 2015 silam, Mercedes pun pernah diinvestigasi FIA atas tuduhan serupa.
Kala itu FIA menginvestigasi tangki beberapa mobil Mercedes pada GP Kanada karena dicurigai menggunakan bahan bakar tambahan. Mercedes sendiri pernah mengajukan tambahan kapasitas oli di tangki mobil hingga 5 kg kepada FIA, namun usulan tersebut tak disetujui.