Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan mengurangi jumlah cabang olahraga (cabor) pada Asian Games 2018, dari semula 42 menjadi 36 untuk efisiensi anggaran. Keputusan akhir akan diambil pada rapat bersama Dewan Olimpiade Asia.
Usulan pengurangan cabang diambil dalam rapat Panitia Nasional Asian Games (INASGOC) bersama Ketua Tim Pengarah Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Plt Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono, di kantor Komite Olimpiade Indonesia, FX Plaza, Senayan hari ini, Sabtu (25/3).
"Sudah tetap 36 cabang olahraga," kata Imam seusai pertemuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula INASGOC dan Satlak Prima merencanakan akan menggelar 42 cabang olahraga untuk mendongkrak prestasi Indonesia dengan memprioritaskan nomor-nomor yang berpotensi menyumbangkan medali.
Tapi pengetatan anggaran membuat JK, yang ditunjuk Presiden RI Joko Widodo sebagai Ketua Tim Pengarah, pada rapat pertengahan Maret lalu meminta agar jumlah cabang tidak melebihi Asian Games sebelumnya.
Menurut JK, 36 cabor harus tetap memprioritaskan sumber medali bagi atlet di Indonesia. JK meminta cabang olahraga yang membutuhkan biaya banyak namun minim juara, dikurangi.
"Untuk kriteria Olimpiade itu otomatis ada dan kriteria yang dipilih berdasarkan haknya (kesempatan) untuk bisa mendapatkan medali," ucap JK.
Prinsip EfektifJK juga meminta pengelolaan anggaran harus dengan prinsip efektif. Dia berkata, anggaran untuk pembangunan infrastruktur tidak mengalami pengurangan, sementara anggaran untuk untuk pembiayaan Asian Games harus sesuai dengan jumlah atlet dan cabang olahraga.
JK juga menyebut biaya Information technology (IT) akan dibebankan kepada sponsor dan donatur.
"Untuk biaya resmi belum kami setujui. Namun prinsipnya untuk biaya infrastruktur tidak dikurangi, tapi pembiayaan disesuaikan dengan jumlah atlet, cabang olahraga dan biaya-biaya lainnya," kata JK.
Dari data yang dimiliki
CNNIndonesia.com, Wisma Atlet Kemayoran menelan biaya hingga Rp3,5 triliun, sementara renovasi kompleks Stadion Jakabaring Palembang mencapai Rp6,74 triliun. Sementara itu, renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno beserta venue-venue lain di Jakarta mencapai Rp2,73 triliun.
Sementara itu, biaya penyelenggaaraan diperkirakan mencapai Rp4 triliun.