Komisi X DPR Pertanyakan Pengurangan Cabor Asian Games

CNN Indonesia
Senin, 27 Mar 2017 19:59 WIB
Komisi X DPR-RI mempertanyakan kebijakan Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC) yang mengurangi cabang olahraga di Asian Games 2018.
Komisi X DPR-RI mempertanyakan kebijakan pengurangan cabor Asian Games 2018. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi X DPR-RI mempertanyakan kebijakan Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC) yang mengurangi cabang olahraga di Asian Games 2018 karena alasan efisiensi dana.

Presiden INASGOC Erick Thohir menjelaskan, pengurangan cabor dimaksudkan untuk meminimalisir anggaran dan memaksimalkan potensi prestasi yang bisa diraih Indonesia.

Efisiensi itu juga disarankan Wakil Presiden Jusuf Kalla dari semula 42 cabor menjadi 36. Gagasan itu muncul setelah Wapres ditunjuk menjabat sebagai Ketua Pengarah Asian Games pada 15 Maret lalu.

Namun, menurut Erick, jumlah itu juga masih belum dapat dipastikan. Pasalnya, pengurangan cabor itu belum mendapat persetujuan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cabor yang dikurangi yang tidak potensi medali, cabor yang cost (mahal), cabang yang terkenal seperti cabor kabadi dari India dan non olimpik dan tidak terkenal," kata Erick saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (27/3).

Salah satu cabor yang tidak popeuler di Indonesia adalah rugbi, namun menjadi salah satu cabor olimpik prioritas. "Kami masih tanya, apakah boleh enggak dikurangi?" lanjut Erick.

Erick, mengaku sedang menunggu surat dari pemerintah atau dari Ketua Pengarah untuk bisa membicarakan dan bernegosiasi pengurangan cabor ini ke OCA.

"Kami juga mau ini cepat selesai karena kan jadi pertanyaan ke negara-negara peserta. Kalau bisa cepat kenapa mesti menunggu. Kalau bisa sebulan ini sudah selesai," sebut Erick.

Soal dana, Erick mengaku sudah melakukan pengurangan dari anggaran test event dengan menanggalkan nama Asian Youth Games (AYG) yang bisa menghabiskan dana Rp1 triliun. Hasilnya, hanya akan ada 10 cabor yang akan tampil di test event dan mampu menekan biaya sampai Rp400-500 juta.

"Dana untuk upacara pembukaan dan penutupan dari 85 juta dollar AS kami kurangi menjadi 39-40 juta dollar AS sudah termasuk rangkaian acaranya. Broadcasting dan IT juga hanya 70 persen yang live kalau ada pengurangan cabor nantinya," jelas Erick.

Dari usulan Rp8,7 triliun dana yang diajukan Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC) ke pemerintah, hanya sekitar 50 persennya yang dikabulkan, yakni sekitar Rp4-4,5 triliun.

Dengan efisiensi tersebut, INASGOC menyebut bakal menyusun ulang anggaran yang diperlukan.

Ketua Komisi X Teuku Riefky Harysa jug mempertanyakan pengurangan anggaran tersebut. Ia meminta INASGCO bisa menyisir ulang dasar pembuatan anggaran yang mencapai Rp8,7 triliun.

"Kalau efisiensi anggaran, kami setuju mengingat kondisi keuangan negara saat ini. Tapi, yang kami mau tahu itu dampaknya apa dari pengurangan itu. Karena kan ada empat sukses Asian Games, suskes prestasi, penyelenggaraan, administrasi dan ekonomi kerakyatan," sebut Ketua Komisi X Teuku Riefky Harysa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER