Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menilai panggilan ke Timnas Indonesia bagi warga Indonesia merupakan sebuah panggilan kehormatan yang seharusnya disikapi dengan baik.
Andri Syahputra, pemain yang merumput di Qatar, melalui sang ayah Agus Sudarmono menolak tawaran pelatih timnas U-19 Indra Sjafri untuk datang ke Indonesia mengikuti seleksi. Salah satu penyebab penolakan dari orang tua Andri disebut lantaran kecemasan anaknya tidak mendapat perhatian dari PSSI jika suatu hari nanti cedera saat membela negara.
Edy menilai panggilan dari Timnas Indonesia sepatutnya disikapi sebagai sebuah panggilan kehormatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang Indonesia dipanggil ke Indonesia untuk jadi pemain timnas dan membela Indonesia itu jihad."
"Kalau dia tak mau bela Indonesia bukan orang Indonesia namanya. Termasuk Anda, kalau enggak mau bela Indonesia keluar dari Indonesia," ucap Edy kepada wartawan di Makostrad, Kamis (30/3).
Andri sendiri telah berada di Qatar sejak nyaris sembilan tahun lalu. Sebelum membela Al-Gharafa, ia dididik di akademi Aspire. Andri mengejutkan publik sepak bola Indonesia ketika tim senior Al-Gharafa menurunkannya sebagai pemain pengganti dalam laga melawan Al-Sadd, 21 Januari silam.
Andri diturunkan di menit ke-61. Laga itu adalah pertandingan perdana Andri di Liga Bintang Qatar.
Selain Andry, diaspora lain yang sudah menolak bergabung dengan timnas adalah Emil Audero Mulyadi yang kini menjadi kiper ketiga raksasa sepak bola Italia, Juventus. Total Indra Sjafri memanggil 11 nama lain pemain diaspora untuk mengikuti seleksi timnas U-19.
Direktur Media PSSI Hanif Thamrin mengatakan, PSSI saat ini berusaha lebih baik dalam memberikan tanggung jawab dan perhatian kepada para pemain yang mengalami cedera.
Misalnya saja dalam penanganan Andik Vermansah yang cedera saat membela Indonesia di ajang Piala AFF 2016 lalu. PSSI langsung bergerak memenuhi kebutuhan Andik dalam proses penyembuhan cedera.