Manajer: Keperluan Martunis Diurus Asisten Ronaldo
Arby Rahmat | CNN Indonesia
Kamis, 28 Des 2017 10:00 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Martunis kesulitan mendapat kesempatan bermain di klub profesional. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Kegiatan Martunis sekarang?
Sekarang kegiatannya, sering main sepak bola tarkam atau antar kampung. Dia dibayar, malah mainnya sampai Lhokseumawe. Rutin atau tidak, tergantung situasi dan kondisi. Kalau memang dia fit dan ingin main, dia ikut main tarkam. Setelah itu, dia mungkin mau kembali fitness untuk memperbaiki. Karena memang setelah pulang dari sana, menjadi tidak teratur.
Jadi sudah berulang kali kami tegur. Orang tuanya malah meminta bantuan ke saya agar dia tidak pulang lebih dari jam 12 malam. Jangan asyik dengan pergaulan dan segala macam, karena kami takut bisa terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya narkoba dan lain-lain. Itu sudah kami ingatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya seorang atlet tidak boleh pulang lebih dari pukul 10 malam. Itu kalau mau betul-betul jadi atlet dan sudah berulang kali kami ingatkan. Tapi dia tetap dengan keinginannya sendiri. Jadi kalau itu tidak dijaga, susah. Mungkin sekarang dia baru mulai masuk ke pintu penyesalan. Karena saya lihat dia sudah mulai menyesal. Dia masih 20 tahun dan belum terlambat. Harus dimulai dari sekarang. Kalau tidak, non sense.
Martunis dianggap Cristiano Ronaldo sebagai anak angkat. (AFP PHOTO / FRANCISCO PARAISO)
Apa rencana Anda untuk Martunis ke depannya?
Saya sekarang tidak begitu aktif. Saya pasif dalam arti mengikuti selera dia. Karena ketika dia saya bawa sesuai selera saya, dia tidak bisa ikuti. Sekarang saya ingin ikuti selera dia. Bagaimana selera dia? Mau main oke, tidak juga terserah dia. Karena sekarang dia sudah cakap berbuat lantaran umurnya sudah 20 tahun. Jadi silakan. Kalau misalnya dia mau [berubah], tunjukkan kemauan itu dengan latihan yang keras. Ikuti pola istirahat yang tepat.
Untuk jadi seorang atlet, tidak boleh keluyuran malam-malam, jam latihan tidak jelas dan sesuka hati. Tidak bisa. Kalau bisa ikut aturan, mungkin akan bisa kami perjuangkan. Mungkin kalau tidak di Liga 2, Liga 3. Tapi target saya memang di Liga 2 dulu. Memang ada kabar yang beredar, menanyakan apa yang bisa diandalkan dari Martunis.
Semua klub punya motivasi masing-masing. Bisa saja klub merekrut pemain hanya sebagai bintang, penambah daya gedor serangan, atau pola yang berlaku di Sporting, mereka mengangkat Martunis menjadi murid di akademinya karena faktor kemanusiaan? Karena sepak bola bukan saja bicara kalah menang, ada unsur kemanusiaan dan finansialnya di sana, kebersamaan, dan lain-lain.
Kalau dia ingin berlatih, harus dengan sangat serius. Betul-betul berlatih sebagai seorang pemain sepak bola, paling tidak dia menjadi pemain cadangan dulu di Persiraja atau tim lain. Akan kami upayakan seperti itu.
Adakah klub yang hubungi Martunis?
Kalau dalam beberapa bulan terakhir ini sepi, tahun ini belum ada yang hubungi. Tapi, tahun sebelumnya ada dan sudah gagal. Orang yang bersangkutan bertemu saya di sini [Banda Aceh] dan dia kecewa, yaitu dari PS TNI. Sekarang polisi pun dia tidak jadi, kan itu masalahnya.
Martunis dianggap Munawardi telah menyesal menyia-nyiakan kesempatan yang ada. (AFP PHOTO / EKO DENI SAPUTRA)
Pernah interaksi dengan Ronaldo?
Kalau secara langsung tidak. Martunis sendiri sebenarnya kalau melalui email atau fasilitas yang lain juga tidak bisa. Dia harus melalui asistennya yang ada di Portugal, Marisa Mendez. Segala keperluan Martunis sebetulnya bisa hubungi Marisa Mendez. Itu memang amanahnya Ronaldo kepada Martunis saat bertemu di Lisbon waktu itu.
Dapatkah Ronaldo beri motivasi Martunis supaya lebih semangat?
Saya pikir kalau kami usahakan, bisa saja. Hanya jangan sampai Martunis juga tidak serius dan tetap seperti itu. Tapi kalau dia serius, mungkin bisa saja. Malah salah satu orang di Sporting itu juga menyesalkan. Jadi memang serba salah. Target saya memang kalau dia ingin berubah, dia harus latihan betul-betul.
Bukan latihan sepak bola di kampung, tapi latihan yang terstruktur. Dia harus dititipkan ke klub. Tahun-tahun yang lalu Persiraja siap untuk menampungnya sebenarnya. Harus ada aksi konkret. Kalau hanya cuap-cuap, saya pikir itu sudah sering. Saya juga bisa menjadi mati rasa, tidak berani lagi ekspektasi tinggi.
Tarkam dapat berapa kisarannya?
Tak tentu, karena saya tidak tanya. Terserah dia. Kadang kalau dia menikmatinya, sekadar have fun saja dia [gratis].(har)