Jakarta, CNN Indonesia -- Istora Senayan bukan lagi tempat yang ‘angker’ untuk meraih prestasi bagi pebulutangkis ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Setelah Istora Senayan direnovasi untuk Asian Games 2018, Tontowi/Liliyana semakin percaya diri untuk jadi juara di gedung berkapasitas 7.166 penonton tersebut. Terlebih, saat ini mereka sedang mengikuti kejuaraan Indonesia Masters 2018 di Istora Senayan.
“Siap saja [melawan aura mistis Istora Senayan] apalagi sudah baru, mudah-mudahan ada
chemistry baru untuk Istora yang megah dan bersih ini,” kata Liliyana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istora Senayan yang merupakan venuer untuk Indonesia Terbuka, merupakan tempat yang cukup angker bagi pasangan Tontowi/Liliyana. Pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 itu baru mampu merebut gelar Indonesia Terbuka di Jakarta Convention Center [JCC] pada tahun lalu.
Dalam Indonesia Masters 2018, Tontowi/Liliyana sukses membuka langkah mereka di ajang tersebut dengan kemenangan.
 Owi/Butet berharap mendapatkan chemistry saat tampil di Indonesia Masters. (Dok. Humas PBSI) |
Mereka menaklukkan pasangan ganda campuran Indonesia lainnya, Riky Widianto/Masita Mahmudin, dengan skor 23-21 dan 21-17 di babak pertama. Kemenangan tersebut diperoleh dalam waktu pertandingan selama 36 menit.
Menanggapi permainan di pertandingan tersebut, Liliyana yakin Riky/Masita yang juga jebolan Pelatnas PBSI Cipayung, sudah tahu gaya permainan dirinya dengan Tontowi.
 Tontowi/Liliyana masih butuh adaptasi dengan angin dan lapangan di Istora Senayan. (AFP PHOTO / ANDY BUCHANAN) |
“Karena sudah sering ketemu pas latihan, dan mereka juga lebih lepas dalam bermain, sedangkan kami ada tekanan supaya jangan sampai kalah terutama di set pertama. Namun, di set kedua kami lebih enjoy,” ucap Liliyana.
Sementara itu, Tontowi merasa kesulitan bermain di Istora Senayan yang baru. Untuk pertandingan lawan Riki/Masita, Tontowi masih menyesuaikan lapangan dan arah angin terutama pada set pertama.
“Jadi agak ketat skornya. Di atas kertas memang kami unggul, tapi kami mesti adaptasi dengan angin dan lapangan, jadi kagok,” kata Tontowi.
[Gambas:Video CNN] (ptr)