Jakarta, CNN Indonesia -- Satu kesalahan di menit-menit akhir merusak permainan luar biasa
Juventus saat melawan
Real Madrid pada leg kedua perempat final
Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Rabu (11/4) malam waktu setempat.
Juventus benar-benar menyikapi kekalahan telak 0-3 di leg pertama dengan semangat
nothing to lose saat datang ke Santiago Bernabeu. Pelatih Max Allegri menurunkan komposisi terbaik tanpa banyak berpikir peluang lolos ke semifinal karena besarnya selisih dalam agregat.
Tidak adanya Sergio Ramos di lini belakang berhasil dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Juventus. Gol pertama Juventus lahir dari sundulan Mario Mandzukic yang bebas tanpa pengawalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mandzukic dengan nyaman menyambut umpan silang yang dikirim Sami Khedira. Gol cepat di menit kedua ini adalah penyemangat Juventus. Bianconeri jadi punya kepercayaan diri lebih bagus untuk menggempur Real Madrid.
 Mario Mandzukic leluasa di kotak penalti Real Madrid karena tak mendapatkan pengawalan ketat dari Sergio Ramos. (REUTERS/Paul Hanna) |
Senyum Juventus makin mengembang karena mereka tak hanya mampu menahan serangan Real Madrid melainkan juga mencetak gol kedua di menit ke-37. Mandzukic kembali menyarangkan bola lewat duel udara. Pemain asal Kroasia ini tak mendapatkan penjagaan yang ketat sehingga bisa menyundul bola saat ia berdiri di posisi tiang jauh.
Keunggulan 2-0 yang didapat Juventus di babak pertama membuat Si Nyonya Tua di atas angin meski mereka masih tertinggal 2-3 dalam agregat.
Kegugupan lini belakang Real Madrid akhirnya harus dibayar mahal. Keylor Navas tidak menangkap bola dengan baik sehingga bola yang terlepas bisa diambil Blaise Matuidi dan diceploskan ke dalam gawang.
Skor 3-0 di menit ke-61 membuat kedudukan kembali ke awal. Bianconeri bahkan makin percaya diri karena peluang menciptakan keajaiban sudah ada di depan mata.
Selain buruknya penampilan lini belakang Real Madrid, kesigapan Gianluigi Buffon dan kawan-kawan menghalau serangan Los Blancos juga menempatkan Real Madrid dalam situasi bahaya di pertengahan babak kedua.
Real Madrid tertinggal 0-3, tetapi sejatinya mereka punya banyak peluang untuk setidaknya mencetak satu gol. Situasi Real Madrid saat itu mirip Juventus di leg pertama ketika peluang yang didapatkan selalu berujung kegagalan.
Saat malam di Santiago Bernabeu sepertinya akan bertambah panjang karena adanya babak tambahan, momen di masa
injury time akhirnya memutus nyawa Juventus.
Kesalahan lini belakang Juventus membaca serangan terakhir Real Madrid adalah bencana bagi tim tamu.
 Real Madrid berada dalam tekanan berat sepanjang pertandingan. (REUTERS/Stringer) |
Lini belakang Juventus salah menduga saat umpan Toni Kroos mengarah ke tiang jauh Juventus. Giorgio Chiellini dan sejumlah pemain Juventus memilih bersiap di depan kotak penalti mengantisipasi serangan yang menusuk langsung ke arah gawang.
Umpan Kroos berhasil dikejar oleh Ronaldo yang langsung menyundul bola. Kesalahan kedua lini belakang Juventus adalah saat mereka tak sigap mengejar Lucas Vazquez yang berlari menuju gawang.
Mungkin bek Juventus menduga Ronaldo akan langsung mengarahkan sundulannya ke belakang. Namun ternyata Ronaldo memilih mengarahkannya ke Vazquez.
Mehdi Benatia yang telat beberapa langkah memutuskan langsung mengambil bola dengan posisi ia di belakang Vazquez. Wasit Michael Oliver menganggap hal itu sebagai pelanggaran.
 Juventus melakukan protes keras terkait penati di menit-menit akhir pertandingan. (REUTERS/Susana Vera) |
Diiringi drama protes dari Gianluigi Buffon dan kawan-kawan yang berujung kartu merah untuk Buffon, Cristiano Ronaldo maju sebagai eksekutor penalti. Dalam situasi penuh tekanan, Ronaldo bisa mengirim bola ke pojok kiri gawang tanpa bisa dijangkau oleh Wojciech Szczesny yang bergerak ke arah yang tepat.
Juventus menang di akhir pertandingan, namun tak bisa bersorak senang. Real Madrid kalah di Santiago Bernabeu, tetapi bisa melanjutkan mimpi untuk kembali jadi juara Liga Champions dengan keunggulan agregat 4-3.
Juventus nyaris ciptakan keajaiban, namun kemudian buyar karena kesalahan dalam antisipasi serangan di menit-menit akhir pertandingan.
(har)