Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Swiss meraih kemenangan di Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan
Serbia dengan skor 2-1 dalam lanjutan laga Grup D
Piala Dunia 2018 di Stadion Kaliningrad, Rusia, Jumat (23/6). Namun, ada sorotan soal selebrasi elang berkepala dua dari dua pemain timnas Swiss yang diduga politis.
Serbia sempat unggul 1-0 berkat gol cepat Mitrovic pada menit kelima. Swiss kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-52 melalui gol tendangan keras dan melengkung dari luar kotak penalti Granit Xhaka.
Kemenangan Swiss ditentukan pada menit akhir babak kedua. Dalam serangan balik cepat, Xherdan Shaqiri membobol gawang Serbia melalui tendangan kaki kiri mendatar pada menit ke-90.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai dua gol Swiss itu, Xhaka dan Shaqiri masing-masing membentuk simbol elang berkepala dua dengan tangan di depan dadanya sambil berlari ke tepian lapangan.
Dikutip dari
Marca, kedua pemain yang berlaga di Liga Primer Inggris itu berasal dari etnis Albania. Ayah Xhaka adalah tahanan politik selama 3,5 tahun di era Yugoslavia.
Setelah keluar dari penjara, ia pergi ke Swiss, negara Xhaka dilahirkan pada 1992. Adik Xhaka, Taulant, bermain untuk timnas Albania.
 Granit Xhaka merayakan golnya bersama rekan-rekannya, di Kaliningrad Stadium, Kaliningrad, Rusia, 22 Juni. ( REUTERS/Gonzalo Fuentes) |
Sementara itu Shaqiri lahir di Gnjilan, Kosovo. Kedua orang tuanya meninggalkan tanah airnya saat perang Balkan dan menetap di Swiss.
Albania merupakan negara yang memisahkan diri dari Serbia pada 2008. Saat itu, laporan tentang pembantaian etnis Albania bermunculan. Sementara, simbol negara Albania adalah elang hitam berkepala dua. Gestur yang dibuat kedua pemain itupun dikaitkan dengan negeri asal mereka.
[Gambas:Video CNN]Kedua pemain pun bisa terancam sanksi dari FIFA akibat membawa-bawa politik dalam sepakbola. Namun, Shaqiri enggan mengomentari soal dugaan-dugaan itu.
"Soal itu, saya tak mau bicara," kilahnya. "Dalam sepak bola, Anda selalu memiliki emosi. Anda bisa melihat apa yang saya lakukan, dan itu hanya emosi, dan saya sekadar senang membuat gol," imbuh Shaqiri.
Pelatih timnas Swiss Vladimir Petkovic berharap persoalan gestur selebrasi itu tak mengurangi penampilan timnya.
"Anda seharusnya tidak mencampuradukkan politik dan sepakbola. Anda harus selalu menunjukkan penghormatan," ucap dia. "Ini atmosfer yang luar biasa dan pengalaman yang positif, dan seperti itulah seharusnya sepakbola," sambung dia.
Terpisah, pelatih timnas Serbia Mladen Krstajic enggan menanggapi persoalan gestur tersebut.
"Saya tak mau komentar," aku dia. "Saya tak berurusan dengan hal-hal seperti itu. Saya hanya mengurus olahraga," tandasnya.
(nva)