WAWANCARA EKSKLUSIF

Retno Koestijah Bicara Emas Pertama Indonesia di Asian Games

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Agu 2018 15:43 WIB
Berbicara kepada CNNIndonesia.com, Retno Koestijah bicara momen ketika merebut medali emas pertama Indonesia di sepanjang sejarah Asian Games pada 1962.
Retno Koestijah bangga bisa bertanding di depan pendukung sendiri saat Asian Games 1962. (Dok. Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pebulutangkis putri Indonesia Retno Koestijah masih semangat membicarakan pengalamannya ketika tampil di Asian Games 1962.

Saat itu adalah pertama kali cabang olahraga bulutangkis dipertandingkan dalam Asian Games. Pada kesempatan tersebut tim bulutangkis putri menjadi cabor yang memberikan emas pertama untuk Indonesia di Asian Games.

Tidak hanya itu, bulutangkis juga berhasil memborong lima medali dari enam nomor yang dipertandingkan. Retno membawa pulang dua medali emas lewat nomor ganda putri bersama Minarni, dan beregu putri bersama Goei Kiok No, Happy Herowati, Corry Kawilarang, juga Minarni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di usianya yang sudah lanjut, Retno masih terus aktif berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan olahraga Indonesia. Ia bahkan terpilih menjadi pembawa obor Asian Games 2018 di Jakarta pada 16 Agustus. Tubuhnya masih terlihat sehat dan juga tampak bersemangat.

Usai kegiatan seharian membawa obor, Retno tetap bersedia melayani sejumlah pertanyaan wawancara CNNIndonesia.com. Dengan nada suaranya yang lemah lembut dan hangat, ia berkisah tentang perjuangannya di Asian Games pada 56 tahun yang lalu.

Retno Koestijah memilih bulutangkis karena mendapat dukungan orang tua.Retno Koestijah memilih bulutangkis karena mendapat dukungan orang tua. (Dok. Pribadi Retno Koestijah)
Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan salah satu peraih medali emas pertama Indonesia di Asian Games Retno Koestijah:

Kenapa memilih olahraga bulutangkis?

Karena saya pernah juara bulutangkis ketika masih sekolah. Ada beberapa permainan olahraga yang saya coba, tapi bulutangkis lebih menonjol daripada lari, lompat jauh, lompat tinggi. Saya lebih bagus di bulutangkis.

Anda menggeluti banyak olahraga sebelum bulutangkis?

Ya, saya banyak coba macam-macam olahraga. Suka bulutangkis juga karena diajak orang tua. Saya senang dan kebetulan orang tua juga mendukung.

Bagaimana ceritanya Anda bisa jadi peraih medali emas pertama Indonesia di Asian Games?

Saat itu main di Jakarta, Indonesia. Saya melihat penonton semangat dan saya bangga apalagi main di depan penonton sendiri.

Pada Asian Games 1962 skuat bulutangkis Indonesia bertekad meraih medali emas sebanyak-banyaknya.Pada Asian Games 1962 skuat bulutangkis Indonesia bertekad meraih medali emas sebanyak-banyaknya. (Dok. Pribadi)
Siapa lawan terberat Indonesia di bulutangkis pada 1962 baik di putra maupun putri?

Waktu itu Malaysia sudah bagus, Jepang, Thailand juga sudah mulai baik.

Asian Games 1962 itu kali pertama kali bulutangkis dipertandingkan. Bagaimana dengan pembentukan tim bulutangkis Indonesia?

Dulu itu diambil dari juara daerah, langsung masuk pelatnas. Kami mengikuti dan diambil semua yang bagus. Dari daerah-daerah di seleksi masuk pelatnas. Jumlah yang masuk pelatnas sedikit, ada enam orang kalau tidak salah. Ada saya, Minarni, dan yang lainnya.

Apakah lima medali emas untuk bulutangkis di Asian Games 1962 itu merupakan target sejak awal?

Kalau bisa, kami merenggut sebanyaknya medali emas ketika itu. Apalagi bermain di negara sendiri, jadi kami lebih semangat bermainnya.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi salah satu yang ditargetkan meraih emas dari bulutangkis di Asian Games 2018.Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi salah satu yang ditargetkan meraih emas dari bulutangkis di Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Anda menyabet medali emas beregu putri setelah mengalahkan Malaysia. Apa saat itu rivalitas dengan Malaysia sudah terbangun?

Ya, waktu melawan Malaysia di final kami semangatnya lebih besar karena ditonton penduduk Indonesia. Lebih ngotot dan tidak mau kalah.

Bagaimana atmosfer penonton di Asian Games 1962 terutama saat final?

Dari segi penonton lebih antusias [dulu]. Pemain Indonesia lebih banyak penonton yang mendukung dan menambah semangat lagi. Mudah-mudahan pemain Indonesia main di Asian Games 2018 ini lebih semangat karena ditonton masyarakat sendiri.

Retno Koestijah meminta kepada skuat bulutangkis Indonesia tidak takut kalah saat bertanding.Retno Koestijah meminta kepada skuat bulutangkis Indonesia tidak takut kalah saat bertanding. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Di Asian Games 2018, pemerintah menargetkan dua medali emas dari bulutangkis. Sedangkan PBSI pasang target satu medali emas, tanggapan Anda?

Sekarang lawannya negara lain yang sudah maju seperti Thailand, Singapura, Malaysia, India, dan Denmark. Jadi Indonesia harus lebih semangat. Kalau bisa dapat banyak medali, tapi nanti dibilang serakah ya toh? Semaksimal mungkin saja anak-anak itu, jangan takut kalah. Memang dalam pertandingan itu rasa takut banyak mendorong kita untuk lebih semangat.

Bagaimana kesan Anda melihat kompleks GBK yang baru?

Bagus, luar biasa. Membuat anak-anak lebih semangat lagi karena gedungnya lebih bagus.

Tanggapan Anda soal peluang Indonesia di Asian Games 2018? Bisakah Indonesia mencapai target 20 emas untuk posisi 10 besar?

Mudah-mudahan bisa capai. Harus waspada dan kerja keras. (sry/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER