Bali, CNN Indonesia -- Ketua Asosiasi Provinsi
PSSI DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya mendesak petinggi PSSI segera memecat anggota Komite Eksekutif [exco] yang menjadi tersangka
pengaturan skor.
Uden berharap para tersangka resmi diberhentikan dalam kongres tahunan PSSI yang rencananya digelar di Bali pada Minggu (20/1). Kongres tersebut akan diikuti 85 voter PSSI.
"Tentu kami berharap [anggota exco PSSI tersangka pengaturan skor] dibekukan, kepengurusan seperti ini tidak mungkin efektif kalau ada yang tersangkut hukum. Kami kira sudahlah, hentikan exco yang bermasalah," kata Uden kepada
CNNIndonesia.com, Sabtu (19/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Satgas Anti Mafia Bola Polri sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka yakni anggota Exco PSSI, Johar Lin Eng; eks anggota Komite Wasit, Priyanto; anak Priyanto [ Anik Yuni Artika Sari], anggota Komisi Displin PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih; wasit Nurul Safarid, dan anggota Direktorat Wasit PSSI, Mansyur Lestaluhu.
Sementara terkait kasus yang melibatkan Kepala Staf Ketua Umum PSSI Iwan Budianto atas dugaan suap penunjukan tuan rumah babak 8 besar Piala Soeratin 2009, Karopenmas Polri Dedi Prasetyo menyebut masih mendalami kasus tersebut dengan meminta keterangan dari para saksi. Saat ini, Satgas Anti Mafia Bola Polri telah meningkatkan kasus dugaan suap itu dari penyelidikan ke penyidikan.
Polisi mengungkapkan Iwan Budianto yang juga Chief Executive Officer (CEO) Arema FC berpotensi menjadi tersangka. Kala itu, Iwan yang menjabat sebagai Ketua Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) disebut meminta uang sebesar Rp140 juta kepada manajer Perseba Super Bangkalan Imron Abdul Fattah agar ditunjuk menjadi tuan rumah babak 8 besar Piala Soeratin 2009.
 Polisi juga menangkap enam terduga pengaturan skor. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
"Selama ini mereka belum dihentikan. Sanksi sosial sudah ada, tapi secara internal PSSI tidak melakukan apa-apa," ucap Uden.
Lebih lanjut, Uden ingin Kongres PSSI kali ini menghasilkan sebuah kebijakan yang baru demi perubahan organisasi yang lebih sehat.
"Jadi kami berharap kali ini semua voters memanfaatkan event ini untuk sama-sama menyuarakan sebuah upaya perubahan. Harapannya, kali ini kongres PSSI harus menyuarakan perubahan. Sudah lama timnas tidak berbicara di level Asia Tenggara. Saatnya [perubahan] sekarang," ucapnya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyampaikan forum kongres tersebut bukan badan peradilan. Kaitan dengan kondisi terkini sepak bola Indonesia, lanjut dia, tentu ada forum lain untuk mendiskusikannya.
"Kemarin [tentang anggota exco PSSI tersangka pengaturan skor] sudah lumayan intens didiskusikan di forum Exco. Ini tetap jadi perhatian, namun demikian tidak dalam agenda [Kongres PSSI] untuk diputuskan statusnya seperti apa karena belum ada keputusan dari pengadilan," ujar Joko.
"Tapi hal itu bisa saja berkembang untuk disampaikan siapapun.
Nah, tentu kaitan dengan itu banyak. Biarkan Komdis melakukan pendalaman tentang ini," ujarnya melanjutkan.
(map/jun)