Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen
PSSI Ratu Tisha mengklaim
Kongres PSSI tidak kalah dengan penyelenggaraan Kongres FIFA. Terutama banyaknya agenda yang akan dibahas para peserta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com, para pemilik suara mulai berdatangan di tempat penyelenggaraan Kongres PSSI di Bali, Sabtu (19/1).
Pada kongres kali ini, Tisha mengatakan PSSI mencanangkan para pemilik suara untuk registrasi
online terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sistemnya lebih baik dari tahun lalu. Biasanya para pemilik suara datang untuk registrasi secara manual, tapi kali ini sudah teregistrasi dengan
barcode untuk masuk ke ruang kongres. Jadi dari mulai registrasi, akreditasinya juga sudah dijaga dengan baik," kata Tisha kepada para awak media.
"Hari ini mereka dijemput di bandara hingga ke hotel. Materi kongres cukup mutahir. Nanti kalau lihat bukunya, tidak kalah dengan Kongres FIFA. Ada dua dokumen penting, yang pertama adalah laporan aktivitas PSSI [selama 2018]," katanya menambahkan.
 Kasus pengaturan skor tak masuk pembahasan Kongres PSSI. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Dokumen penting kedua, lanjut Tisha, berbicara tentang program 2019 yang termaktub dalam kertas setebal 268 halaman. "Sepanjang 2018 kami ada banyak sekali aktifitas, motivasinya adalah pemulihan organisasi," ucap dia.
"Kami juga bicara program 2019. Kami akan bersinegri dengan stakeholder internasional dan juga pemerintah. Salah satu program andalan 2019 adalah berjenjangnya elite pro academy dari U16, U18, dan U20," ucapnya melanjutkan.
Di awal 2019, PSSI ditempa sejumlah masalah. Enam pejabat PSSI ditangkap Satuan Tugas Anti-Mafia Bola bentukan Badan Reserse Kriminal dari Kepolisian Republik Indonesia.
Kabar terakhir, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengabarkan bakal mengumumkan satu nama besar yang tersangkut pengaturan skor usai Kongres PSSI. Hal tesebut ia ungkap dalam sebuah wawancara di program acara RRI beberapa waktu lalu.
Tisha enggan berkomentar banyak mengenai kabar tersebut. "Kami
no comment. Jangan sampai sepak bola indonesia menjadi kontra-produktif kalau kami saling menanggapi di media. Mari hindari sahut menyahut dan bergandengan tangan untuk [membangun] sepak bola Indonesia," ujarTisha.
(map/jun)