Jakarta, CNN Indonesia -- Hari pertama gelaran
Indonesia Open 2019 di Istora Senayan terpaksa tanpa hawkeye. Itu disebabkan karena pengiriman hawkeye dari markas BWF (Federasi Bulutangkis Dunia) di Malaysia salah alamat.
Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) Indonesia Open 2019, Ahmad Budiharto kepada CNNIndonesia.com mengatakan ada kesalahan kode pengiriman barang. Alhasil, hawkeye yang seharusnya sudah terpasang di lapangan satu Indonesia Open 2019 belum tersedia.
"Jadi memang hawkeye belum bisa terpasang karena ada keterlambatan dari Malaysia. Tapi hari ini barang sudah ada di Cengkareng [Bandara Soekarno Hatta] sedang diurus untuk bisa keluar diharapkan besok di tv court sudah bisa pakai," ucap Budi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menjelaskan pada pengirimannya hawkeye sempat terkirim ke China yang salah satu bandaranya memiliki kode CGK seperti Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng.
 Ilustrasi Indonesia Open 2018. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika) |
"Barangnya [hawkeye] nyasar ke China, salah kirim alamat terbawa ke alamat luar negeri dengan kode bandaranya yang salah," imbuhnya.
Keterlambatan hawkeye disebut Budi sudah diketahui semua peserta saat pertemuan manajer sehari sebelum Indonesia Open 2019 digelar, Senin (15/7). Sebab itu, tidak ada peserta yang mengeluhkan tidak adanya hawkeye di hari pertama.
Keberadaan hawkeye di turnamen bulutangkis level 1000 disebut Budi bukan sebuah kewajiban. Meski begitu, ketidakhadiran hawkeye dianggap menjadi hal yang kurang nyaman buat peserta.
Rencananya, hari kedua gelaran Indonesia Open 2019, Rabu (17/7) sudah bakal dilengkapi dengan hawkeye. Proses pemasangan pun tidak bakal memakan waktu lama, yakni sekitar 2 sampai 3 jam.
"Kalau wajib kan tiga lapangan pakai hawkeye semua. Ini kami hanya pakai hawkeye di satu lapangan yang merupakan tv court," ujarnya.
(ttf/bac/sry)