Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas
Korea Selatan menjalani laga bersejarah dengan bertandang ke markas
Korea Utara dalam laga kualifikasi Piala Dunia. Duel tersebut dianggap seperti perang.
Korsel dan Korut merupakan dua tim favorit di grup H. Setelah memenangkan dua laga awal, kedua tim berjumpa di pertandingan ketiga.
Pertarungan berlangsung di Stadion Kim Il-Sung. Laga ini merupakan laga perdana antara kedua tim yang berlangsung di Korut. Tidak ada siaran langsung dan kehadiran wartawan asing di laga ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Korsel mengaku heran dengan kondisi stadion yang sepi karena seharusnya stadion penuh untuk laga besar macam ini.
"Kami awalnya menduga ada 50 ribu penonton yang bakal datang begitu pintu dibuka namun mereka tidak pernah datang."
 Timnas Korea Selatan tiba di Incheon usai tandang ke markas Korea Utara. (Jung Yeon-je / AFP) |
"Pintu gerbang tidak pernah dibuka. Saya sungguh terkejut. Pelatih dan para pemain juga terkejut," ucap Wakil Presiden Asosiasi Sepakbola Korea [Selatan] Choi Young-il.
Choi mengaku ia sempat bertanya pada panitia lokal yang kemudian memberikan jawaban.
"Mungkin mereka tidak ingin menonton laga ini," ucap Choi menirukan jawaban panitia.
Bintang Tottenham Son Heung-min mengaku laga kedua tim berjalan keras dan sengit.
[Gambas:Video CNN]"Duel berlangsung sangat agresif dan saya rasa bisa kembali dengan kondisi tanpa cedera adalah sebuah pencapaian besar."
"Ada banyak sumpah serapah," kata Son menegaskan.
Choi bahkan memberikan gambaran yang lebih fantastis.
"Suasana di lapangan seperti perang," ucap Choi.
Presiden FIFA Gianni Infantino yang hadir di laga tersebut mengaku kecewa karena kondisi stadion yang kosong. Infantino sendiri pernah memberi ide untuk Korsel dan Korut jadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2023.
Hubungan Korsel dan Korut sempat hangat pada tahun lalu seiring pertemuan kedua pemimpin negara. Bahkan Moon Jae-in dan Kim Jong UN sempat berdiskusi beberapa kerja sama di bidang olahraga, termasuk penyelenggaraan Olimpiade 2032.
Namun setelah pertemuan Hanoi antara Kim Jong Un dan Donald Trump tidak berjalan baik, pihak Korut sulit untuk membuka diskusi antar dua negara Korea.
(ptr/jun)